A TO Z

Disfungsi Ereksi: Penyebab, Cara Mencegah, dan Pengobatan

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jul 2021 16:56 WIB
Disfungsi ereksi (DE) menjadi masalah medis yang umum ditemukan. Kendati demikian, DE tetap membutuhkan penanganan secara medis.
Ilustrasi. Disfungsi ereksi (DE) menjadi masalah medis yang umum ditemukan. (iStockphoto/RapidEye)

Pengobatan paling utama adalah dengan mengubah gaya hidup seseorang yang menderita DE. Karena DE biasanya disertai penyakit penyerta, maka penyakit penyerta itu yang diobati terlebih dahulu.

"Makanya pengobatan DE itu kadang multidisiplin, kalau ada masalah dengan diabetes maka butuh perawatan dengan dokter spesialis penyakit dalam, ada masalah sama paru, jantung, maka dirawat juga dengan dokter spesialis paru-jantung," jelas Rasyid.

Jika DE lebih disebabkan karena faktor psikis, penanganan dengan psikiatri mungkin diperlukan.

"Ketika faktor risiko sudah diobati, tapi kondisi DE belum membaik, baru kami beri obat-obatan," kata Rasyid.

Selain itu, pasien disfungsi ereksi bisa memilih terapi dengan Low Intensity Shockware Therapy (LSWT). Terapi ini memberikan gelombang elektromagnetik singkat dengan alat kejut pada penis.

Rasyid mengatakan, terapi tersebut terbukti bisa membantu mengembalikan ereksi penis pada pasien dengan DE ringan atau karena faktor psikis.

Terkadang pengobatan tradisional dengan cara urut juga bisa berhasil pada pasien DE karena faktor psikis. Namun, pengobatan tradisional cenderung luput mempertimbangkan faktor organik yang mungkin terjadi pada pasien DE.

Sehingga sebaiknya pengobatan DE dilakukan dengan berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh untuk mengetahui apakah masalah ereksi disebabkan karena gangguan di dalam tubuh atau karena masalah psikis.

Lama waktu pengobatan akan bergantung pada kondisi fisik dan derajat keparahan penyakit penyerta.

(mel/asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER