Merawat seseorang yang sedang menjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19 bisa jadi tidak mudah, apalagi jika orang tersebut masih anak-anak. Beberapa gejala yang muncul saat menjalani isolasi mandiri bisa jadi tanda anak harus segera dibawa ke rumah sakit.
Anak yang positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan tes antigen atau PCR tapi tanpa gejala atau bergejala ringan bisa menjalani perawatan di rumah dengan pemantauan orang dewasa.
Setiap orang yang isolasi mandiri juga harus melaporkan ke RT atau RW setempat agar terdata sebagai pasien Covid-19 di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuannya, agar pasien juga mendapat pemantauan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau puskesmas. Hal ini diperlukan agar pasien lebih cepat ditangani bila terjadi perburukan selama isolasi mandiri.
Pada usia anak, ada beberapa syarat tambahan yang diperlukan untuk isolasi mandiri. Selain bergejala ringan atau tanpa gejala, anak juga harus aktif, bisa makan dan minum, serta tidak ada desaturasi oksigen saat beraktivitas normal.
"Isolasi mandiri pada anak tidak semudah pada orang dewasa, anaknya harus aktif, lincah, tidak ada desaturasi saat beraktivitas. Syarat ini harus dipenuhi untuk seorang anak melakukan isolasi mandiri," kata dokter spesialis anak dan konsultan, Fauzi Mahfuzh, dalam webinar Panduan Isolasi Mandiri pada Ibu Hamil, Bayi, dan Anak, Rabu (14/7).
Anak yang isolasi mandiri harus bisa makan dan minum agar asupan nutrisinya terpenuhi. Jika anak tidak mendapat asupan makan dikhawatirkan terjadi perburukan saat isolasi mandiri.
Dokter biasanya akan melihat kondisi fisik dan psikis anak sebelum menyarankan isolasi mandiri pada anak. Jika anak dirasa tidak bisa makan dan minum maka anak tidak akan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Simak beberapa tanda yang harus diwaspadai saat anak isolasi mandiri di halaman berikut.