Jakarta, CNN Indonesia --
Cabang olahraga surfing (selancar), skateboard, karate, dan panjat tebing akan memulai debutnya di Olimpiade Tokyo 2020, sementara baseball dan softball kembali dipertandingkan untuk pertama kalinya setelah 13 tahun.
Ketika surfing diumumkan secara resmi sebagai olahraga Olimpiade untuk Tokyo 2020, ada banyak spekulasi apakah cabang olahraga ini akan diadakan di kolam ombak buatan, atau di Samudra Pasifik.
Terlepas dari perkembangan pesat teknologi kolam ombak di tahun 2010, lautanlah yang akhirnya menang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencari pantai alami untuk berselancar. Jepang memiliki sejumlah area selancar dan budaya selancar yang kuat," kata Direktur olahraga IOC, Kit McConnell, saat pengumuman pada tahun 2016.
Pertandingan surfing di Olimpiade Tokyo akan digelar di Pantai Tsurigasaki yang terletak di kota Ichinomiya, Prefektur Chiba.
Pantai Tsurigasaki terletak sekitar 40 mil sebelah timur Tokyo, ibu kota Jepang dan kota tuan rumah untuk Olimpiade 2020.
"Pantai pada dasarnya adalah titik timur terjauh di Jepang, menjadikannya sebagai pelindung gelombang besar dari utara, timur, dan selatan, tergantung musim," kata Ben Wei, komentator WSL dan ISA, yang akan menjadi Technical Beach Announcer untuk pertandingan surfing di Tokyo 2020, seperti yang dikutip dari WaveLenghtMag pada Februari 2020.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
[Gambas:Instagram]
Konsistensi gulungan ombak yang besar dan kuat adalah salah satu nilai plus dari Pantai Tsurigasaki.
Sebelum olimpiade, pantai ini juga telah sering menjadi lokasi kontes surfing internasional, salah satunya WQS 6000 yang telah digelar selama tiga tahun berturut-turut.
Wilayah Ichinomiya juga telah melahirkan banyak peselancar kelas dunia, antara lain; Hiroto Ohhara, atlet Jepang pertama yang memenangkan US Open; Reo Inaba, yang saat ini berkompetisi secara internasional; dan Tenshi Iwami, warga negara Jepang pertama yang memenangkan kejuaraan selancar AS di kelas U-10.
Pantai sakral
Mengutip Tokyo Cheapo, sebelum pandemi virus Corona Pantai Tsurigasaki didatangi sekitar 600 ribu peselancar setiap tahunnya.
Selain menjadi destinasi surfing di Jepang, kota pantai ini juga memiliki makna budaya dan sejarah yang dalam.
Kota Ichinomiya mendapatkan namanya dari Kuil Buddha Kazusanokuni Ichinomiya Tamasaki.
Selama berabad-abad, kuil ini ramai dikunjungi orang yang berdoa untuk mendapat keberuntungan dalam hidup, seperti dalam pernikahan, keluarga sampai bisnis.
Terdapat juga jimat yang bisa dibeli dari kuil, dan tentu saja banyak peselancar yang membelinya untuk keselamatan selama di lautan.
Melansir Visit Chiba, baru-baru ini, telah ditentukan bahwa Kuil Buddha Kazusanokuni Ichinomiya Tamasaki terletak di sepanjang Garis Ley - garis lurus yang menghubungkan beberapa situs kuno, yang diklaim memiliki "energi" - bersama dengan Gunung Fuji, Kuil Samukawa di Prefektur Kanagawa, Kuil Moto Ise Kotai-jingu di Prefektur Kyoto dan Kuil Izumo di Prefektur Shimane.
"Secara historis dalam budaya Jepang, pantai dianggap sebagai pintu masuk Tuhan dari laut dan darat. Oleh karena itu mereka memiliki monumen raksasa bernama 'torii' yang berarti 'gerbang Tuhan' di setiap pantai, seperti juga di Pantai Tsurigasaki," kata Ben.
"Saat festival Matsuri di musim panas, kuil-kuil di sekitar Pantai Tsurigasaki membawa replika kuil mereka, atau 'mikoshi', untuk disucikan di lautan. Tradisi di Ichinomiya berlangsung di Pantai Tsurigasaki," pungkasnya.
[Gambas:Photo CNN]
[Gambas:Instagram]