Diwawancara pada Juli 2019 setelah Pertambangan Ombilin meraih predikat bergengsi, Ketua Komisi Nasional untuk UNESCO Arief Rachman membenarkan kalau ancaman keluar dari daftar UNESCO sangat nyata.
"Kalau sudah keluar Situs Warisan Dunia berarti ada yang salah dengan konsep pengembangannya. Indonesia akan sangat malu dan harus mengulang kerja keras dari nol untuk bisa kembali diakui UNESCO," kata Arief saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Karena sudah menjadi "milik dunia", maka kini bukan hanya pemerintah daerah saja yang bertugas mengelola situs UNESCO di kawasannya, karena pemerintah pusat juga ikut bertanggungjawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memberi contoh Pertambangan Ombilin, Arief meminta pemerintah pusat memberi perhatian khusus untuk pelestarian, pemeliharaan, promosi, dan edukasi mengenai situs UNESCO kepada masyarakat luas.
Jika keempat unsur tersebut sudah diterapkan, ia optimistis situs UNESCO, seperti Pertambangan Ombilin, bakal menjadi magnet kedatangan turis domestik dan mancanegara.
"Ada yang bertanya kepada saya 'apa keuntungan Sawahlunto masuk UNESCO bagi Indonesia?'. Menurut saya pertanyaan seperti itu lucu. Keuntungan masuk daftar UNESCO tidak bisa diukur dengan rupiah atau jumlah turis yang datang. Nilainya jauh dari itu," kata Arief.
"Bangunan ini tidak bisa mempromosikan dirinya sendiri. Butuh bantuan banyak pihak yang paham cara mengembangkan situs warisan dunia. Jika pelestarian dan pengembangan sudah dilakukan dengan baik, nantinya turis akan datang dengan sendirinya," lanjutnya.
Walau mendukung pengembangan Ombilin sebagai objek wisata, Arief tak ingin pengembangan tersebut mengganggu eksistensinya sebagai bangunan bersejarah yang wajib dilindungi.
Ia meminta pemerintah tak hanya mengajak turis datang ke Ombilin untuk berwisata, tapi juga diajak membantu menjaga kelestarian suatu situs warisan dunia.
Begitu juga dengan pelaku industri wisata, seperti hotel dan restoran, yang bakal meramaikan kawasan Sawahlunto.
"Hotel dan restoran boleh saja dibangun di sekitarnya, tapi jangan mengganggu nilai sejarah Ombilin. Jangan dibangun terlalu dekat atau terlalu tinggi. Masyarakat setempat juga harus diikutsertakan dalam pengembangan, sehingga mereka punya semangat yang sama untuk menjaga Ombilin," pungkasnya.