Seoul, CNN Indonesia --
Apakah Anda termasuk orang yang suka berwisata seorang diri? Jika iya, maka Syarosugil adalah destinasi yang wajib masuk ke dalam daftar agenda perjalanan di Seoul, Korea Selatan, usai pandemi virus Corona berlalu.
Beragam kegiatan seru bisa dilakukan di Syarosugil, mulai dari coin noreabang (ruang karaoke mini), batting cage (tempat memukul bola kasti), toko buku, kafe-kafe unik, bar, sampai beraneka ragam restoran berjejer di sebuah gang, terletak tidak jauh dari Seoul University yang terkenal sebagai salah satu dari tiga universitas ternama di Korea Selatan.
Nama Syarosugil mengambil karakter 'Sya' yang terpampang pada lambang pintu masuk Seoul University, lalu diimbuhkan ke kata 'garosugil' yang bermakna jalan kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila daerah tempat nongkrong dekat kampus lainnya, seperti Hongdae, tak asing dengan nuansa ingar-bingar tempat hiburan malam dan banyak dikunjungi kaula muda secara berkelompok, Syarosugil adalah tempat main yang lebih tenang tapi tak kalah asyik.
Berawal dari gang kecil yang berisi perumahan serta deretan toko kebutuhan seperti salon, supermarket, toko daging, dan sebagainya, daerah ini mulai menerima arus masuknya tempat kongko trendi semenjak tahun 2010.
Tempat kekinian berbaur harmonis dengan nuansa nostalgia dari pemukiman lama yang masih berdiri, menciptakan pesona tersendiri yang menarik perhatian pengunjung muda.
Salah satu keunikan lain dari Syarosugil berada di tata toko-toko baru yang tetap menjaga fasad bangunan lama.
Sebagian besar toko juga ukurannya lebih kecil dibanding bangunan toko pada umumnya di Seoul, sehingga memberikan suasana nongkrong yang lebih intim.
Oleh karena itu, pengunjung tak jarang datang ke Syarosugil untuk 'honbap' (honja bap = makan di luar sendiri tanpa ada yang menemani) ataupun 'honsul' (honja sul = pergi minum tanpa teman).
Berada di kawasan kampus juga membuat banyak tempat kongko di sini memasang harga yang murah-meriah, sehingga cocok bagi backpacker atau solo traveler.
Berikut lima rekomendasi tempat kongko seru di "gang kekinian" Syarosugil:
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
1. Makgeolli Cafe Jab (막걸리 카페 잡) Seoul
Makgeolli Cafe Jab adalah salah satu tempat usaha pertama yang "mengubah" wajah Syarosugil menjadi lebih modern.
Sesuai dengan namanya, Makgeolli Cafe Jab menawarkan rangkaian jenis makgeolli (minuman beras beralkohol tradisional Korea) dari berbagai penjuru Korea Selatan.
Tak lupa, camilan pendamping tradisional jeon (pancake khas Korea) juga menjadi salah satu menu andalan.
2. Cafe HHK (황홀경) Seoul
Bila Anda penasaran seperti apa halaman dan nampak rumah hunian yang disebut orang lokal "villa", Cafe HHK adalah destinasi yang Anda cari.
Pintu masuknya gampang terlewati bila Anda tidak melihat papan yang tergantung di pagar luar kafe ini, karena menggunakan pagar perumahan sederhana.
Terletak di basement gedung, interior kafe bernuansa retro pasti menggugah Anda untuk berfoto ria.
Menu: Salty Caramel Latte 7.000 KRW, Croffle 7.900-8900 KRW, Dutch Baby Pancake 6.900-10.900 KRW.
[Gambas:Instagram]
3. Syarosugil Flea Market Seoul
Syarosugil Flea Market adalah pasar kerajinan tangan outdoor yang menawarkan berbagai macam pernak-pernik serta perhiasan hasil karya pengrajin muda.
Jika ingin mencari oleh-oleh produk fesyen atau dekorasi lokal Korea Selatan, silakan datang ke sini.
4. Many Very Much (매니베리리머치) Seoul
Bagi Anda yang senang melihat dekorasi toko yang lucu sambil berbelanja alat tulis atau pernak-pernik imut lainnya, pastikan untuk mampir ke Many Very Much.
Jangan lupa untuk berfoto di depan toko sebelum lanjut ke destinasi berikutnya.
[Gambas:Instagram]
5. GongGan Project (공간 프로젝트) Seoul
'One day class' alias kelas singkat adalah salah satu aktivitas favorit pengisi waktu luang di akhir pekan bagi banyak anak muda di Korea Selatan.
GongGan Project menawarkan kelas membuat handmade parfum yang dibuat khusus selera Anda.
Tarif: Kelas Parfum 50 ml 55.000 KRW
[Gambas:Instagram]
[Gambas:Infografis CNN]
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.