Situasi pandemi bahkan ibu yang positif Covid-19 sekalipun tetap didorong untuk terus menyusui. Riset-riset membuktikan Covid-19 tidak menular melalui air susu ibu (ASI).
Selain itu, ASI ternyata mampu memberikan perlindungan buat bayi dari Covid-19.
"Secara fisiologis, selain makronutrien dan mikronutrien, ASI juga mengandung enzim, hormon dan faktor bioaktif yang melindungi tubuh," kata Wiyarni Pambudi, dokter spesialis anak anggota Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam temu media bersama Kemenkes, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia merujuk pada riset yang diterbitkan di jurnal Front Public Health pada 2020 mengenai kandungan antiinfeksi, antiradang dan imunomodulator pada ASI.
Peneliti menemukan beberapa komponen ASI mampu memberikan proteksi buat bayi seperti Mucin (proteksi benteng mukus, antimikrobial, modulasi sistem imun), Lactalbumin (antimikrobial, modulasi sistem imun), Lactadherin (respons inflamasi, modulasi sistem imun), Casein (antiinflamasi dan proteksi mukus), Immunoglobulin (modulasi sistem imun), Lactoferrin (antimikrobial dan antiparasit, mendorong homeostasis mikrobial), Asam amino (antimikrobial, modulasi sistem imun dan pembentukan jaringan).
Kemudian dalam kondisi positif Covid-19 pun, ASI masih membawa segudang nutrisi. ASI mengalirkan antibodi sIgA (secretory Immunoglobulin A) spesifik SARS-CoV-2 dan IgG (Immunoglobulin G) spesifik pada ibu menyusui penyintas Covid-19.
Wiyarni menambahkan kandungan antibodi ini masih tetap bertahan pada ASI selama 7-10 bulan setelah infeksi.
Sementara itu, hingga kini vaksinasi Covid-19 untuk bayi belum tersedia. Namun, ibu tak perlu khawatir. Sebab, ibu yang sudah vaksin secara tidak langsung juga bisa menguatkan kekebalan tubuh si kecil.
Merujuk pada riset yang diterbitkan dalam jurnal Vaccine pada 2021, peneliti menemukan kadar antibodi sIgA spesifik anti-SARS-CoV-2 dalam ASI meningkat pesat 14 hari pascavaksinasi pertama. Antibodi makin kuat setelah minggu ke-4 dan makin tinggi di minggu ke-5 dan ke-6.
"Dari kedua kondisi tadi, baik ibu yang sehat maupun ibu yang positif Covid-19, [harapannya] semakin kukuh untuk semangat menyusui dan melakukan vaksinasi," imbuh Wiyarni.
Dia berkata aktivitas menyusui pun tetap aman dilakukan saat ibu positif Covid-19 mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan sesuai anjuran dokter. Secara umum, obat yang dikonsumsi memang akan disekresikan lewat ASI dengan kadar kurang dari 10 persen.
Namun riset menemukan obat-obatan termasuk Oseltamivir, Redemsivir dan Favipiravir aman dan kompatibel dengan aktivitas menyusui.
Sementara itu, data Satgas Covid-19 IDAI hingga akhir Juli 2021 mencatat virus corona varian Delta memang tinggi di kelompok anak usia kurang dari setahun. Ada sebanyak 42 persen atau 447 anak meninggal karena Covid-19 usia di bawah setahun dan 16 persen berupa bayi yang baru lahir.
Oleh karenanya, lanjut Wiyarni, menyusui tidak boleh terputus meski ibu memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19 atau terkonfirmasi positif. Agar menyusui tetap aman, ada tindakan pencegahan yang perlu dilakukan yakni:
- ibu mengenakan masker saat menyusui atau memerah ASI
- ibu mencuci tangan selama 20 detik sebelum menyusui
- menjaga ventilasi lingkungan dan kebersihan benda yang disentuh
- mencuci pakaian pada suhu 60-90 derajat Celcius dengan detergen
- memastikan kecukupan asupan cairan, diet seimbang dan tidur cukup.