Kisah Penyintas Covid yang Sudah 10 Kali Donor Plasma

CNN Indonesia
Jumat, 06 Agu 2021 16:25 WIB
Sembuh dari Covid-19 tidak lantas membuat Agus Eko Nirno duduk santai. Terhitung sudah 10 kali ia mendonasikan plasma darah konvalesen
Ilustrasi. Sembuh dari Covid-19 tidak lantas membuat Agus Eko Nirno duduk santai. Terhitung sudah 10 kali ia mendonasikan plasma darah konvalesen (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sembuh dari Covid-19 tidak lantas membuat Agus Eko Nirno duduk santai. Ia memutuskan menjadi donor plasma konvalesen. Terhitung, sudah 10 kali ia mendonasikan plasma darahnya.

"Kita ini semuanya kan titipan dari Allah SWT., jadi tidak ada salahnya juga untuk membantu sesama," kata ayah tiga anak asal Surabaya itu kepada detikcom.

Pada Agustus 2020 silam, Agus terkonfirmasi positif Covid-19. Pria asal Surabaya ini pun menjalani isolasi di Asrama Haji selama 14 hari karena tidak memiliki gejala. Setelah sembuh, ia ingin melanjutkan rutinitas donor darah di PMI Surabaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenaga kesehatan yang mengetahui dirinya adalah penyintas Covid pun menawarkan untuk menjadi donor plasma konvalesen. Tanpa pikir panjang, Agus setuju.

"Ya saya mau saja apalagi dinyatakan memenuhi syarat, Alhamdulillah cocok dan bisa diambil. Cuma proses pengambilannya lebih lama dari donor biasa," kata Agus.

Setelah menjalani donor plasma konvalesens, dia mengaku tak mengalami gangguan apapun. Dia juga tak mengonsumsi makanan khusus agar bisa mendonorkan plasma rutin setiap dua pekan sekali.

"Saya makan biasa saja, banyak minum air putih, istirahat cukup, dan rutin olahraga," lanjut Agus.

Akan tetap, saat akan melakukan donor plasma untuk ke-11 kali, ternyata titer antibodi sudah tidak mencukupi untuk diambil. Ia tak berkecil hati, tapi tetap bertekad untuk meneruskan tujuan bantu sesama.

Dia kembali menjalani tradisi donor darah yang sudah dilakoninya hingga 50 kali.

"Bagi saudara-saudara penyintas Covid, ayo menjadi pendonor plasma untuk membantu sesama yang masih banyak membutuhkan pertolongan. Percayalah, untuk yang takut jarum suntik, itu enggak apa-apa kok, sakit disuntik itu tidak lama kok," ujarnya.

Ahli pulmonologi, Erlang Samoedro mengatakan penyintas Covid memang bisa donor plasma kovalesen selama titer antibodinya masih tinggi.

"Selama titer [antibodi] masih tinggi bisa saja," kata Erlang pada CNNIndonesia.com lewat pesan singkat, Jumat (6/8).

Sebagaimana dilansir Medical News, titer antibodi merupakan jenis tes darah yang menentukan tingkat (titer) antibodi dalam darah. Tes dilakukan untuk memeriksa apa ada reaksi kekebalan yang dipicu serangan patogen. Biasanya hasil tes titer antibodi menunjukkan angka perbandingan.

Untuk donor plasma konvalesen, penyintas paling tidak memiliki titer antibodi spesifik IgG (Immunoglobulin G) anti SARS-CoV-2 lebih dari 1:320. Angka ini menunjukkan bahwa mengencerkan satu bagian sampel darah menjadi 320 bagian larutan pengencer (saline) mengarah ke tingkat antibodi yang tidak terdeteksi dalam sampel sarah.

Selain titer antibodi yang tinggi, penyintas perlu memenuhi persyaratan layaknya donor darah biasa termasuk tekanan darah normal, dalam kondisi sehat dan fit serta berat badan mencukupi.

Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, Linda Lukitasari menuturkan titer antibodi penyintas Covid akan menurun dalam tempo 3-4 bulan. Rata-rata penyintas hanya bisa donor maksimal 10 kali seperti Agus.

"Apa yang dilakukan mas Agus itu sungguh mulia, dia adalah pahlawan kemanusiaan karena plasma yang disumbangkannya akan sangat membantu memulihkan pasien covid yang membutuhkan," imbuhnya.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER