Beasiswa Chevening terbuka bagi siapapun asal Anda warga negara Indonesia. Tentu saja Anda harus memenuhi beberapa persyaratan. Rowena Rompas, Scholarship and Alumni Coordination, British Embassy, mengatakan pelamar beasiswa kerap melupakan petunjuk pendaftaran.
Segala persyaratan bisa diakses di laman resmi Chevening. Di sini sudah disebutkan detail dokumen-dokumen yang diperlukan termasuk esai dengan topik-topik tertentu.
"Kita melihat karier kita ini ke depannya mau seperti apa. Apa Chevening bisa bantu. Itu enggak bisa dalam waktu sehari. Sudah bertahun-tahun kalau lihat statistik, minggu pertama ini 10 pelamar, kedua 20 lalu nanti bertambah, nanti dua hari sebelum tutup bisa ribuan. Untuk menghindari hal itu, bisa dipersiapkan mulai sekarang," paparnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai program beasiswa termasuk Chevening menuntut pelamar untuk menuliskan esai. Hal ini jadi tantangan buat para peserta untuk menuliskan esai yang 'to the point' tapi tetap jelas berisi.
Gita berkata esai untuk melamar Chevening memang dibagi dalam beberapa bagian. Namun jika mau dilihat lagi, esai merupakan satu cerita utuh.
"Kan ada empat esai (kepemimpinan, kemampuan berjejaring, rencana studi di Inggris dan rencana karier), semua itu nyambung jadi satu kesatuan dan berkesinambungan. Ada satu cerita besar, ambil poin untuk elemen kunci masing-masing esai," ujarnya.
Alumni program Chevening pun menyelenggarakan program mentoring pada siapapun yang ingin melakukan persiapan. Gita berkata program akan mulai dibuka akhir Agustus nanti. Jika tertarik diharapkan sudah memiliki bekal yang nantinya membantu alumni mempertemukan Anda dengan mentor yang sesuai.
Rowena menambahkan esai tidak boleh lebih dari 500 kata. Namun jangan sampai Anda menuliskan terlalu sedikit. Menurut dia 300-500 kata dirasa pas untuk Anda 'menjual diri' atau memamerkan capaian.
Keraguan banyak muncul dengan berbagai alasan. Padahal Chevening merupakan program beasiswa yang terbilang mudah dari segi persyaratan. Rowena berkata persyaratannya jelas, Anda harus seorang WNI dengan minimal pengalaman kerja 2 tahun.
"Enggak minta semua full time, bisa part time juga. Kombinasi full time, part time paling tidak memenuhi 2.800 jam kerja. Waktu S1 dulu sempat voluntary , internship, itu bisa dihitung," ucapnya.
Di awal pun belum diminta Letter of Acceptance (LoA). Kemudian meski akan studi di Inggris, pihak penyelenggara tidak menuntut kemampuan bahasa Inggris mumpuni didukung dokumen terkait.
Bagaimana dengan IPK? Syaratnya memang paling tidak 3,00 tetapi Rowena menegaskan IPK bukan harga mati. Mungkin IPK kecil tetapi pengalaman kerja banyak. Sebaiknya Anda tidak terkungkung pada keraguan dan mulai bergerak untuk bersiap.
(els/agn)