Hiroshima merupakan salah satu destinasi wisata populer di Jepang.
Turis asal Amerika merupakan jumlah pengunjung asing terbesar, diikuti oleh orang Australia dan China, menurut statistik pemerintah setempat untuk kota dan prefektur sekitarnya.
Turis asal Jepang yang tak terhitung jumlahnya juga berkunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama 'Hiroshima' telah terkenal di antara negara-negara asing dari sejarahnya, dan baru-baru ini efek dari mulut ke mulut dari pengunjung menambahkan lebih banyak realitas untuk itu," kata perwakilan Biro Konvensi dan Pengunjung Hiroshima Taeko Abe kepada CNN.
"Dalam beberapa tahun terakhir, informasi dari Internet juga memiliki pengaruh yang kuat."
Sejumlah faktor berada di belakang kota yang terus menahan para pelancong.
Beberapa menggambarkan Hiroshima sebagai contoh mencekam, pendidikan dan emosional dari "pariwisata gelap," "pariwisata duka" atau "wisata medan perang," yang meliputi kamp konsentrasi Nazi di Eropa, penjara penyiksaan Kamboja dan ladang pembunuhan dan pelabuhan budak Afrika Barat.
Wisata edukasi sejarah bom atom juga bisa dinikmati di Nagasaki, seperti Taman Perdamaian Nagasaki dan Museum Bom Atom, yang memperingati jatuhnya bom atom kedua di Jepang tiga hari setelah Hiroshima.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(ard)