Jakarta, CNN Indonesia --
Sebelum pandemi virus Corona melanda dunia, banyak pasangan yang melakukan foto pre-wedding (foto pranikah) di Bali, baik dari dalam maupun luar negeri.
Memang ada banyak objek wisata indah di Pulau Dewata yang bisa dijadikan lokasi foto romantis. Selain pantai, danau, gunung dan air terjun, pasangan juga bisa memilih berfoto di istana atau taman air kuno yang megah, tentu saja ini bisa direncanakan usai pandemi berlalu.
Salah satu istana yang bisa menjadi lokasi foto pre-wedding ialah Taman Ujung Karangasem (Taman Sukasada/Taman Ujung Water Palace Bali).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taman Ujung Karangasem berlokasi di di Banjar Ujung, Desa Tumbu, kecamatan Karangasem, Karangasem, Bali.
Sejarah pembangunan
Pada tahun 1908 setelah invansi Belanda di Karangasem, beberapa raja memperoleh status sebagai bupati yang berada di bawah pemerintahan kolonial yang baru.
Mengutip tulisan dari situs Kemdikbud, Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, yang memerintah dari tahun 1909 sampai dengan tahun 1945, dikenal sebagai raja yang memiliki nilai budaya yang tinggi.
Taman Ujung Karangasem dibangun pada tahun 1909 atas prakarsanya.
Arsiteknya berasal dari Belanda bernama van Den Hentz dan dari China bernama Loto Ang.
Pembangunan ini juga melibatkan seorang undagi (arsitek adat Bali) dan arahan dari Wardodjojo yang merupakan seorang teknisi dari Dinas Pekerjaan Umum.
Taman ini merupakan pengembangan Kolam Dirah yang telah dibangun lebih awal sebelumnya pada tahun 1901.
Pembangunan Taman Ujung Karangasem selesai pada tahun 1921. Orang Belanda menyebut taman ini sebagai waterpaleis atau istana air, karena banyaknya kolam ikan di sini.
Artikel ini berlanjut ke halaman berikutnya...
Campur tangan arsitek asal Belanda, China dan Bali membuat arsitektur taman ini sangat unik. Pengunjung bisa melihat taman bergaya Asia, bangunan bergaya Eropa serta eksterior dan interior yang bergaya Bali.
Setelah dibangun, taman ini menjadi saksi bisu beberapa peristiwa bersejarah di Indonesia. Taman ini sempat mengalami kerusakan akibat pengusaan Jepang di daerah tersebut. Pagar besi taman dijadikan warga sebagai alat untuk melawan Jepang.
Kemudian pada tahun 1963 taman ini terkena dampak letusan dan gempa dari Gunung Agung sehingga keindahan Taman Ujung Karangasem sempat tidak terlihat.
Pada tahun 1976 dan 1978 terjadi lagi gempa yang mengakibatkan rusaknya taman beberapa area taman.
Setelah suasana kondusif, pemugaran dilakukan pada tahun 2000 atas inisiasi pemerintah Karangasem dan Bank Dunia.
Dulu berbentuk seperti kapal, Taman Ujung Karangasem saat itu hanya tersisa kolam, bangunan utama dan pilar-pilar di taman. Namun pemugaran tetap dilakukan dengan apik dan hasilnya sisa-sisa arsitektur kuno ini masih bisa kita nikmati sampai sekarang.
Pada tahun 2018, Taman Ujung Karangasem masuk dalam daftar Cagar Budaya peringkat Kabupaten.
Taman Ujung Karangasem memiliki banyak spot untuk foto pre-wedding, baik di taman, kolam air sampai pelataran istananya. Bale Bengong, area dengan tiang-tiang kuno dengan pemandangan gunung dan lepas pantai, menjadi salah satu spot favorit untuk berfoto.
Untuk bisa masuk ke dalamnya, wisatawan wajib membeli tiket di pintu masuknya. Tentu saja jangan lupa menaati protokol pencegahan virus Corona serta menjaga kesopanan selama berada di dalam situs bersejarah ini.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.