Berikut penjelasan beberapa ahli mengenai langkah-langkah atau cara menolak limpahan dan tambahan pekerjaan dengan baik demi cegah burnout.
Selain menyampaikan kondisi yang dialami, Rahma mengatakan bahwa menolak pekerjaan juga bisa dilakukan dengan diskusi dan negosiasi.
"Sampaikan bahwa ada banyak pekerjaan yang belum diselesaikan dan selain menyebutkan alasan dari sisi kita, sebutkan juga alasan dari sisi pemberi pekerjaan," ujar Rahma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, "Misalnya, sampaikan kekhawatiran kita jika terlalu banyak amanah yang harus dikerjakan dan meleset dari target waktu maka akan merugikan beliau, merugikan project ini dan merugikan banyak orang."
Sementara diskusi dan negosiasi lainnya yang bisa dilakukan yakni:
- Bersedia mengambil pekerjaan dengan mengusulkan ada orang yang khusus yang dapat membantu
- Meminta pengunduran target waktu
- Negosiasi jumlah atau banyaknya pekerjaan
- Diskusikan kembali kesulitan yang dialami
Langkah lain yang dapat dilakukan ketika pekerjaan sudah terasa menjadi beban dan membuat stres, yakni dengan mengambil waktu istirahat atau cuti.
Mira mengatakan tak ada yang salah untuk menggunakan hak cuti sebagai pekerja.
"Cek jatah cuti. Masih banyak? Enggak apa-apa ambil satu dua hari. Lalu ketika cuti benar-benar istirahat, jauhkan gadget dan lakukan hal yang menyenangkan," katanya.
Sedang cuti tapi masih diganggu soal pekerjaan? Mira mengatakan tak apa sesekali untuk memberikan respons, sebagai wujud sama-sama berempati.
"Kita perlu luwes, ketika ditanyain ingat kita aja pusing bagaimana atasan, jadi ya manusiawi jika atasan mengandalkan kita. Cukup jawab saja, 'Pak/Bu, saya sedang butuh istirahat...'" tutur Mira.
"Kuncinya komunikasi dan bisa berempati. Kalau kita paham dengan kondisi orang lain, jadi tetap berpikiran positif dan tidak berprasangka buruk," tambahnya.
(agn)