Hipertensi Naik 2 Kali Lipat, Pengobatan Indonesia Terendah

CNN Indonesia
Rabu, 25 Agu 2021 12:12 WIB
Studi terbaru mendapati penderita hipertensi naik 2 kali lipat. Indonesia bahkan disorot dalam studi karena tingkat pengobatan yang rendah.
Studi terbaru mendapati penderita hipertensi naik 2 kali lipat. Indonesia bahkan disorot dalam studi karena tingkat pengobatan yang rendah.(Foto: iStockphoto/MIND_AND_I)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penelitian global terbaru menunjukkan orang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Indonesia bahkan disorot dalam studi tersebut karena tingkat pengobatan yang masuk dalam kategori terendah.

Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet ini menganalisis data dari 1990-2019 pada orang berusia 30-79 tahun di 184 negara.

"Kami mendefinisikan hipertensi sebagai memiliki tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih besar dan tekanan darah diastolik 90 mm Hg atau lebih besar, atau minum obat untuk hipertensi," kata peneliti yang merupakan ahli kesehatan global Majid Ezzati, dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, peneliti mendapati jumlah orang dengan tekanan dari tinggi meningkat dua kali lipat dari 648 juta pada 1990 menjadi hampir 1,3 miliar orang pada 2019. Artinya hampir satu dari tiga laki-laki dan perempuan yang berusia 30 tahun ke atas memiliki tekanan darah tinggi di dunia.

Negara-negara maju dan berpenghasilan tinggi menunjukkan angka hipertensi yang rendah. Sebaliknya, pada negara menengah prevalensi hipertensi justru melonjak.

"Prevalensi hipertensi tertinggi di seluruh Eropa tengah dan timur, Asia Tengah, Oseania, Afrika selatan, dan beberapa negara di Amerika Latin dan Karibia," tulis peneliti.

Lihat Juga :

Tak hanya itu, mayoritas dari penderita tekanan darah tinggi tersebut tidak mengobati kondisinya. Padahal, hipertensi dapat dikontrol dengan baik melalui pengobatan dan gaya hidup sehat. Hipertensi yang terkontrol dapat mencegah komplikasi seperti diabetes, penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Penelitian ini bahkan menyorot posisi Indonesia yang masuk dalam kategori perawatan hipertensi yang rendah. Di Indonesia, kurang dari 25 persen perempuan dan 20 persen laki-laki dengan hipertensi yang mengobati kondisinya.

"Di sisi lain yang ekstrem, tingkat pengobatan kurang dari 25 persen untuk wanita dan kurang dari 20 persen untuk pria di Nepal, Indonesia, dan beberapa negara di Afrika sub-Sahara dan Oseania," tulis peneliti, dikutip dari The Lancet.

(ptj)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER