Jakarta, CNN Indonesia --
Ibarat bersantap, seks pun perlu rangkaian penuh mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga hidangan penutup. Sebagian orang masih menitikberatkan hidangan utama alias penetrasi sebagai hal terpenting dan utama.
Padahal masih ada foreplay yang bisa jadi appetizer dan afterplay sebagai hidangan penutupnya.
Afterplay begitu jarang dibicarakan. Padahal elemen ini tidak kalah penting dari dua elemen lain. Salah satu cara untuk mengisi afterplay adalah dengan pillow talk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu pillow talk?
"Pillow talk adalah percakapan yang intim, otentik dan tanpa penghalang yang terjadi antara pasangan," jelas Alisa Ruby Bash, doktor psikologi sekaligus terapis pernikahan dan keluarga, mengutip dari Healthline.
Obrolan seperti ini biasanya muncul saat Anda dan pasangan di kasur atau sembari berpelukan. Pillow talk umumnya terjadi sebelum atau setelah berhubungan seks. Namun seks tidak harus selalu jadi bagian dari pillow talk.
Sementara itu, pillow talk setelah hubungan seks bisa dilakukan benar-benar setelah tercapai kepuasan. Anda dan pasangan terlebih dahulu bersih-bersih, membuang kondom bekas, lalu berdua merebahkan tubuh sembari berpelukan. Secara bergantian, Anda dan pasangan mengungkapkan detail seks yang baru terjadi. Mungkin juga membicarakan ide-ide liar yang tadi muncul.
"Bicara terus terang semacam itu dapat meningkatkan keintiman dan memberikan kesempatan bagi masing-masing untuk lebih memahami apa yang paling menyenangkan bagi Anda secara seksual," ungkap psikolog klinis dan terapis seks, Christopher Ryan Jones, mengutip dari Well and Good.
Bagaimana menjadikan pillow talk sebagai ritual usai seks?
1. Ada sentuhan fisik
Jika Anda ingin menjadikan ritual afterplay, mulai saja dengan menemukan posisi tubuh yang nyaman dan aman. Mungkin tidak harus bisa saling berpandangan, tetapi minimal ada sentuhan fisik.
"Sentuhan akan membantu membangun interaksi dan memungkinkan Anda mendengarkan dan berbagi dengan lebih berempati," jelas sexual wellness expert, Satisfyer Megwyn White.
2. Berikan umpan balik
Bingung memulai obrolan? Anda bisa memberikan umpan balik positif atas sentuhannya di area telinga, misal. Kemudian sampaikan hal-hal yang menurut Anda ingin ditambah atau lebih 'keras' seperti ingin ciuman lebih lama, lalu ritme saat penetrasi.
"Struktur umpan balik ini akan membantu pasangan untuk merasa diperhatikan, sementara juga membuat ia merasa nyaman dalam mendengarkan saran untuk hubungan seks berikutnya," kata White.
3. Pujian dan kritik
Memberikan pujian jadi permulaan obrolan yang menyenangkan. Beri tahu dia betapa Anda menikmati posisi seks doggy style, kemudian sentuhannya di area tengkuk dan paha dalam yang membuat Anda 'gila'. Hal ini juga akan memicu pasangan melontarkan pujian. Di sini juga bisa diselipkan komponen yang tidak disukai semisal Anda suka pantat Anda dipukul dan rambut dijambak, tetapi untuk berikutnya Anda meminta lebih pelan dan lembut.
"Sedikit demi sedikit perbaikan dan penyesuaian akan terjadi yang membuat seks terasa lebih baik untuk Anda berdua," imbuh White.
Bagaimana jika pillow talk tanpa mengobrol?
Komunikasi nonverbal juga masih termasuk komunikasi. Tak jadi soal jika Anda dan pasangan sedang tidak ingin mengobrol. Juliana Morris, terapis pernikahan dan keluarga, menyebut sentuhan fisik sama berdampaknya dengan afirmasi verbal.
"Saya selalu merekomendasikan pillow talk tanpa obrolan," kata Morris mengutip dari Oprah Daily.
Anda bisa meletakkan kaki di atas kaki pasangan sembari berbaring, mengelus tangan atau rambut pasangan atau memeluk dari belakang (spooning). Ini cara efektif pula untuk lebih terkoneksi dan menunjukkan perhatian jelang tidur.