Kalau sudah ada pasangan, buat apa ada sex toys? Hingga kini anggapan demikian masih mengemuka, pun ada pula yang masih menganggap sex toys justru bikin insecure. Terapis seks sekaligus sexpert, Kat Van Kirk berkata miskonsepsi ini paling umum muncul.
"Orang juga bisa takut kalau pasangannya menggunakan sex toys untuk menggantikannya atau mereka akan sangat bergantung pada sex toys agar lebih bergairah dan atau untuk mencapai orgasme," kata Kirk mengutip dari Psychology Today.
Sebuah studi menemukan pria yang menggunakan vibrator secara mandiri atau bersama pangan memperoleh skor ereksi lebih tinggi, capai orgasme, dan tercapai kepuasan seksual. Tidak ada alasan untuk ragu mencoba sex toys. Namun bagaimana memulainya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pilih sex toys sesuai kebutuhan
Sex toys kini bisa didapat dengan mudah lewat online shop. Hanya saja, sex toys ada banyak macam bentuk dan fungsi. Mana yang harus dipilih?
Kunci pertama dan utama adalah Anda memahami diri sendiri dan tipe seks yang membuat Anda bergairah, terangsang. Sex toys nantinya tidak hanya digunakan bersama pasangan tetapi juga untuk solo sex sehingga kebutuhan Anda jadi yang utama dipertimbangkan.
"Jika seseorang responsnya paling besar di area klitoris, lalu pilih sex toys yang fungsi utamanya memberikan stimulasi klitoris. Untuk pemilik penis, mungkin sex toys yang mampu melingkupi penis," kata Robin Milhausen, edukator seksualitas, mengutip dari CBC.
2. Sesi perkenalan sebelum masuk ranjang
Salah satu kesalahan terbesar berkaitan dengan penggunaan sex toys adalah langsung menggunakannya tanpa berdiskusi dengan pasangan sebelumnya. Bayangkan, pasangan Anda yang belum pernah berkenalan dengan sex toys harus berhadapan dengan alat asing di momen intim. Amy Boyajian, pembuat sex toys Wild Flower, berkata ini bisa membuat pasangan cemas dan tertekan.
Sebaiknya sediakan waktu untuk mengobrol dengan pasangan di luar ranjang tentang keterlibatan sex toys. Tak perlu terburu-buru menggunakan sex toys bersama pasangan. Berikan pasangan waktu untuk mengenal sex toys sekaligus preferensi seks Anda.
3. Tak perlu memaksakan ide
Biarkan sesi diskusi mengalir tanpa perlu merasa malu akan preferensi seksual Anda. Boyajian menyarankan untuk memulainya dengan apa saja hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan dengan sex toys. Kemudian yang tak kalah penting adalah tidak perlu memaksakan kehendak.
Anda memang menikmati sex toys tapi jika pasangan tidak terlalu terbuka dengan ide Anda, tidak perlu sampai mengancam. Melansir dari Mashable, seksolog Jenni Skyler menyarankan untuk mencari tahu hal-hal yang membuat pasangan tidak nyaman, lalu stigma-stigma apa yang diyakini pasangan terkait sex toys.