Pemuka adat Jimoh Olajide Titiloye, dalam wawancara dengan AFP pada tahun 2019, membenarkan hal tersebut.
"Saya kembar, istri saya kembar dan saya punya anak kembar," katanya.
"Hampir tidak ada keluarga di kota ini yang tidak memiliki sepasang anak kembar."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan festival tahunan bertujuan untuk mempromosikan Igbo-Ora sebagai "destinasi wisata anak kembar di dunia" dan bahwa upaya sedang dilakukan untuk mendaftarkan kota dalam Guinness Book of Records.
Pemuka adat lainnya, Oba Lamidi Adeyemi, mengatakan kelahiran anak kembar biasanya "menandai kedamaian, kemajuan, kemakmuran, dan keberuntungan bagi orangtua mereka," menambahkan bahwa orangtua harus selalu merawat anak-anaknya dengan baik.
Tetapi sementara anak kembar dipandang sebagai berkah oleh banyak orang dewasa, hal itu tidak selalu terjadi di beberapa bagian selatan Nigeria.
Pada masa pra-kolonial, si kembar sering dianggap sebagai wujud sosok jahat yang berujung pengasingang sampai pembunuhan.
Misionaris Skotlandia Mary Slessor disebut membantu mengekang praktik itu di akhir abad ke-19.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...