Lebih Dari Seribu Anak Alami Kekerasan Selama Pandemi

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 06:40 WIB
Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada kesehatan. Hal lain juga ikut terkena imbasnya, seperti halnya yang dialami anak-anak usia sekolah.(thisguyhere/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada kesehatan. Hal lain juga ikut terkena imbasnya, seperti halnya yang dialami anak-anak usia sekolah.

Selain tak bisa mengenyam pendidikan di bangku sekolah dan hanya bisa dilakukan secara daring, anak-anak juga disebut rentan mengalami kekerasan saat berada di rumah.

Isu kekerasan yang diterima anak-anak ini juga diungkap oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim. Kata dia, selain learning loss dan tekanan psikologis, anak-anak berpotensi menerima KDRT selama pandemi.

"Ini sudah terlalu lama (tak sekolah tatap muka) kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis," kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (23/8).

Meski demikian, Nadiem tak merinci berapa banyak anak yang mengalami kekerasan akibat pandemi ini dalam rapat bersama DPR itu.

Dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia, terhitung sejak Maret hingga Juni 2020 kasus kekerasan domestik yang dialami anak mencapai 4.729 kasus.

KPAI juga mencatat kekerasan yang paling sering dialami anak selama pandemi ini berupa kekerasan seksual dengan jumlah aduan mencapai 3.272 kasus. Sisanya aduan berupa kekerasan fisik yang diterima anak.

Tak hanya itu, potret kemiskinan juga disebut mengalami peningkatan. Yakni sebanyak 56 persen orang tua rata-rata menjadi miskin yang juga berdampak pada anak-anak.

KPAI juga menyebut bahwa laporan kekerasan terhadap anak yang mereka terima sepanjang 2020 ini adalah angka tertinggi sejak 10 tahun ke belakang.

"Tren kasus pelanggaran hak anak di era pandemi Covid-19 berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi Covid-19 berdampak pada kasus yang dialami anak," kata KPAI dalam keterangannya.

Selain itu, survei global Save the Children pada tahun 2020 di 46 Negara termasuk Indonesia menunjukkan secara nyata dampak pandemi tersembunyi yang dialami langsung oleh anak.

Beberapa di antaranya, anak-anak lebih berisiko mengalami kekerasan domestik. Bahkan risikonya meningkat tiga kali lipat dari sebelum pandemi.

Selama pandemi, terhitung Maret hingga Juni 2020 mencapai 4.729 kasus, Komisi Nasional Perlindungan Anak, mencatat peningkatan kasus kekerasan terhadap anak sebanyak 2.601 kasus. Menurut Arist Merdeka Sirait, kasus kekerasan anak yang masuk data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Jika dilihat dari jumlah kasus kekerasan terhadap anak, angkanya mencapai lebih dari 5 ribu kasus di rentang Februari hingga Agustus 2020.

Sementara jika dilihat dari jenis kekerasan yang paling sering terjadi, data menyebutkan angka kekerasan seksual mencapai 3.273 kasus.

(tst/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK