Pantai berpasir Sanya. Pegunungan Yunnan. Suaka panda raksasa di Sichuan.
Dan tampaknya negara ini sedang bersiap untuk gairah wisata domestik menjelang Golden Week (Pekan Emas) di bulan Oktober.
Setelah lebih dari sebulan pembatasan ketat dan penguncian untuk membasmi wabah varian Delta, China melaporkan tidak ada kasus Covid-19 lokal baru pada 23 Agustus untuk pertama kalinya sejak Juli.
Sebelum wabah - yang merupakan yang terburuk di China sejak 2020 - perjalanan domestik telah meningkat.
Menurut sebuah laporan oleh Akademi Pariwisata China, sektor ini memperkirakan sekitar 4,1 miliar perjalanan domestik pada tahun 2021, mencerminkan peningkatan 42 persen dibandingkan dengan tahun 2020.
Selain itu, akademi telah memproyeksikan pendapatan sebesar US$511 miliar dari pariwisata domestik, naik 48 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, survei tahunan individu dengan kekayaan bersih tinggi oleh firma riset China Hurun Report menemukan bahwa minat perjalanan domestik melonjak 31 persen dari tahun sebelumnya, dan 44 persen responden mengatakan mereka berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka saat berwisata.
"Wisata keluar negeri secara resmi tidak disarankan, dan persyaratan karantina saat kembali menjadi berat," kata Sienna Parulis-Cook, direktur pemasaran dan komunikasi di Dragon Trail, agen pemasaran digital yang berfokus pada China, kepada CNN Travel.
"Ada juga tekanan sosial dan rasa tanggung jawab bahwa Anda tidak boleh mengambil risiko orang lain dengan bepergian ke luar negeri dan berpotensi membawa kembali virus bersama Anda."
Sementara perjalanan internasional tetap menantang, para pelancong kaya di China mengambil setiap kesempatan untuk menjelajahi destinasi wisata di negaranya.
"Karena China sangat luas. Ada begitu banyak bahasa, budaya, dan makanan yang berbeda - hal yang berbeda tumbuh di berbagai daerah," Jolie Howard, CEO dari layanan sewa jet pribadi yang berbasis di Hong Kong, Jolie Howard, mengatakan kepada CNN Travel. "Ada begitu banyak variasi."
Destinasi pilihan para "turis sultan"
Menurut Laporan Hurun 2021, Sanya -- taman bermain tropis di pulau Hainan di selatan China daratan -- adalah tujuan paling populer di kalangan wisatawan kaya di China. Sering disebut sebagai "Hawaii-nya China", tempat ini dipenuhi dengan resor mewah, banyak yang dikelola oleh merek internasional.
Peringkat kedua adalah Yunnan, daerah pegunungan yang menjadi rumah bagi kota-kota kuno, hutan, dan perkebunan teh.
Di media Barat, tujuan ketiga dan keempat -- masing-masing Tibet dan Xinjiang -- sering menjadi berita utama, tapi biasanya karena alasan selain pariwisata.
Kedua wilayah tersebut berada di bawah pengawasan internasional yang ketat karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Amerika Serikat, bersama dengan kelompok pemantau hak asasi manusia dan negara-negara Barat lainnya, menuduh pemerintah China melakukan genosida di Xinjiang dan sangat membatasi kebebasan di Tibet. China telah membantah tuduhan tersebut.
Namun kedua destinasi tersebut tetap populer di kalangan wisatawan domestik.
Xinjiang, khususnya, mengalami peningkatan pengunjung bahkan setelah merek seperti H&M dan Nike mengangkat kekhawatiran tentang kerja paksa awal tahun ini, menurut tabloid Global Times yang dikelola pemerintah.
Sebagai destinasi wisata, Tibet memiliki reputasi yang layak untuk pemandangan Himalaya yang menakjubkan, biara-biara kuno, dan masakan lezat.
Dan provinsi Xinjiang, wilayah paling barat China, dikenal karena hubungan kunonya dengan perdagangan Jalur Sutra dan budaya Uyghur.
Sementara itu Sichuan -- yang terkenal dengan cagar alam panda raksasa, taman nasional, dan masakan daerah yang menggugah selera -- berada di urutan lima besar.
Mengapa destinasi ini?
"Mereka secara tradisional populer di kalangan pelancong Tiongkok, dan sumber daya alam luar yang kaya telah membuat mereka semakin populer di kalangan pelancong elit," Mengfan Wang, manajer penelitian Dragon Trail yang berbasis di Shanghai, mengatakan kepada CNN Travel.
Pengalaman luar ruangan dan wisata petualangan telah menjadi tren utama dalam kebangkitan pariwisata domestik, tambahnya.
"Tempat penginapan kelas atas di pedesaan telah mengalami pertumbuhan dua digit, terutama di destinasi populer seperti Moganshan -- kawasan dengan keindahan alam yang dekat dengan Shanghai."
Menurut Wendy Min, juru bicara Grup Trip.com, grup tersebut telah melihat peningkatan dalam pemesanan untuk tujuan populer, seperti Shanghai Disney, Kota Terlarang Beijing, dan Tembok Besar China - semuanya menawarkan "perjalanan yang mudah, nyaman, pengalaman budaya yang luar biasa, dan akomodasi berperingkat teratas."
"Kami telah melihat peningkatan jumlah pengunjung di tempat-tempat seperti Guangzhou, Chongqing, Zhuhai, Dunhuang dan Quanzhou - situs UNESCO yang baru terdaftar - tidak diragukan lagi di banyak daftar keinginan perjalanan," kata Min kepada CNN Travel.
Keselamatan tetap yang terpenting, bersama dengan pengalaman yang tidak boleh dilewatkan dan pemandangan menarik yang "cocok untuk fotografi yang hebat."
 Pemandangan pegunungan di Zhangjiajie. (AFP/STR) |
Road-trip digemari
Pelancong China yang kaya tidak hanya memilih tujuan mereka secara berbeda -- mereka juga mengubah cara mereka pergi dari titik A ke B ke C.
Mengemudi telah menjadi bentuk transportasi yang dominan di daerah seperti Shanghai dan Guangdong, kata Wang.
"Banyak orang juga akan terbang ke kota teratas (seperti Shanghai) dan kemudian mengambil rute mengemudi sendiri yang populer di wilayah barat daya dan barat laut China," tambahnya.
Sejalan dengan itu, rekan Wang, Parulis-Cook, mengatakan bahwa kaum muda dan orang kaya China juga telah melakukan perjalanan darat dengan kendaraan mewah, menyewa campervan kelas atas, dan glamping di perkemahan eksklusif.
"Tren ini sangat dipengaruhi oleh media sosial dan kesempatan untuk mengambil foto sambil glamping -- di platform media sosial Xiaohongshu, misalnya, pengguna berpose dengan tas Fendi atau selimut Hermes di tempat perkemahan mereka," tambah Parulis-Cook.
Sementara itu, berperahu pesiar menjadi semakin populer di tujuan rekreasi seperti pulau Hainan - favorit lama di kalangan elit China berkat belanja bebas bea, pantai berpasir, dan lapangan golf yang rimbun.
Menurut data dari Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan, jumlah kapal pesiar yang baru terdaftar di Sanya pada paruh pertama tahun 2021 tumbuh 220 persen dari tahun ke tahun.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Photo CNN]
Semakin banyak turis kaya yang beli pesawat
Perjalanan udara pribadi juga semakin laris manis selama pandemi di China.
"Kami melihat banyak klien baru -- mungkin mereka tidak menggunakan jet pribadi sebelum Covid-19 karena maskapai komersial cukup mudah. Sekarang, mereka ingin bepergian secara pribadi karena lebih aman, lebih cepat (dalam hal menunggu tes Covid-19), dan bisa memiliki akses ke semua bandara yang berbeda," kata Howard dari L'VOYAGE.
"Kami bahkan telah melihat banyak pertumbuhan dalam hal klien membeli pesawat mereka sendiri setelah mencarter jet pribadi selama beberapa waktu."
Pola ini, katanya, mengingatkannya pada momentum industri setelah wabah SARS pada tahun 2003.
"Pada saat itu, penerbangan swasta mendapat banyak visibilitas dan, sekali lagi, kami mendapatkan lebih banyak perhatian."
Dan sementara pelanggan inti mereka di China terus menjadi pelancong bisnis, Howard juga mengamati perubahan dalam kebiasaan bepergian.
"Sering kali kombinasi -- misalnya, klien kami mungkin pergi ke Sanya untuk pertemuan bisnis lalu bertemu keluarga untuk liburan beberapa hari."
 Pendakian di menara TV tertinggi di China. (AFP/NOEL CELIS) |
Ke luar negeri tetap jadi gaya hidup
Mengenai destinasi wisata, Howard mengatakan klien perusahaannya lebih memilih untuk menjelajahi tempat-tempat yang jauh -- seperti Yunnan, Tibet atau Xinjiang -- yang membutuhkan investasi waktu yang lebih besar.
"Sebelum pandemi, ada alternatif internasional karena orang bisa pergi ke luar negeri. Tapi sekarang, kita melihat para pelancong elit memilih tujuan dengan udara bersih yang bagus, pemandangan yang indah ... seperti pegunungan yang indah di daerah Yunnan."
"Anda membutuhkan lebih dari dua hingga tiga hari di tempat-tempat yang penuh petualangan ini. Anda perlu waktu untuk menjelajah, mendaki gunung, atau memiliki pengalaman budaya."
Ke mana pun pelancong elit China pergi, Howard mengatakan wisata kuliner adalah persyaratan utama.
"Elemen makanan selalu sangat penting bagi pelanggan kami karena, secara budaya, orang Tionghoa bersosialisasi di sekitar meja makan," jelasnya.
"Tempat seperti Sichuan adalah contoh yang baik karena memiliki makanan yang enak, serta cara menanam dan memproduksi bahan yang otentik. Jadi, klien kami mungkin ingin mengunjungi pertanian organik untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara menanam, kembali ke alam, dan menikmati udara segar."
Sementara para pelancong berpenghasilan tinggi lebih gemar menjelajah di dalam perbatasan China selama pandemi, Dragon Trail mengatakan ada banyak permintaan terpendam untuk perjalanan internasional.
Parulis-Cook mengharapkan para pelancong kaya dan berpengalaman di China untuk kembali ke luar negeri segera setelah merasa lebih aman.
"Wisata domestik memang digemari, tapi wisata ke luar negeri sudah menjadi gaya hidup mereka," kata Parulis-Cook.
"Namun, pembatasan saat ini membuat perjalanan keluar tidak menarik. Bukan hanya merepotkan tetapi juga terlihat buruk dan tidak bertanggung jawab."
[Gambas:Photo CNN]