Jakarta, CNN Indonesia --
Menjadikan daerah sebagai destinasi wisata internasional memang tak mudah. Namun bicara soal potensi wisata, maka Kabupaten Kaimana di Provinsi Papua Barat memiliki itu, bahkan bisa menyaingi Kabupaten Raja Ampat yang lebih dulu terkenal.
Bupati Kaimana, Freddy Thie, mengatakan salah satu visi misinya selama menjabat sebagai kepala daerah adalah menjadikan Kaimana sebagai destinasi wisata.
Demi merealisasikan impian itu, tentu harus ada sesuatu yang bisa "dijual" dari kawasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potensi wisata yang pertama di Kaimana, kata dia, ialah Kampung Esrotnamba, kampung yang terletak di pesisir danau di tengah hutan pedalaman Kaimana.
Di tengah danau itu terdapat ratusan gugusan pulau karang yang eksotis dan indah dipandang mata.
"Raja Ampat punya gugusan pulau di laut, tapi Kaimana punya gugusan pulau di danau yang berada di tengah hutan. Masyarakatnya juga masih sangat tradisional yang belum tersentuh kehidupan modern," ujar Freddy di Manokwari, Papua Barat, kepada CNNIndonesia.com pada Rabu (15/9).
Untuk mencapai Kampung Esrotnamba bahkan harus menggunakan pesawat amfibi yang pendaratannya dilakukan di atas air, lantaran belum ada landasan pacu maupun helipad di sana.
Selain pesawat amfibi, kampung ini juga bisa dijangkau menggunakan transportasi laut. Jika mendayung menggunakan perahu tradisional, butuh satu hari kemudian berjalan kaki selama dua hari untuk sampai.
Selanjutnya, Kaimana memiliki Kolam Sisir. Objek wisata ini masuk enam besar kategori wisata unik se-Indonesia versi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Selanjutnya, Kaimana memiliki Kolam Sisir. Objek wisata ini masuk enam besar kategori wisata unik se-Indonesia versi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021.
Kolam sisir dibatasi tebing tinggi antara sisi kanan dan kirinya. Kondisi air yang tenang dan jernih dapat memanjakan mata pengunjungnya.
"Wisata ini berada di Kampung Masri, Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana. Dari kota, pengunjung hanya menempuh perjalanan sekitar 20-30 menit ujarnya.
Selain dua potensi wisata itu, Kaimana juga memiliki Teluk Triton dengan banyak gugusan pulau. Senja kaimana dapat disaksikan di sana dengan indah.
"Jika kita bandingkan dengan Raja Ampat, Teluk Triton Kaimana memiliki lebih banyak spesies terumbu karang dan ikan karang. Itu hasil riset tim peneliti Universitas Papua. Rumah ikan juga ada di sana, selain wisata pengamatan hiu paus," katanya.
Aspek lain yang juga membuat suasana Kaimana semakin menyenangkan kata Freddy adalah toleransi umat beragama yang sangat baik. Ia mencontohkan, sosok dirinya yang bisa terpilih sebagai Bupati.
"Banyak daerah bergejolak di Papua dan Papua Barat, termasuk Fakfak. Hanya Kabupaten Kaimana yang tidak ada gejolak," ujarnya.
"Saya bisa diterima jadi kepala daerah. Padahal saya tidak berkulit gelap dan berambut keriting, seperti mayoritas warga di Kaimana. Ini salah satu tolak ukur keterbukaan masyarakatnya," lanjutnya.
Jika dibandingkan dengan sarana transportasi baik laut maupun udara, kata Freddy, Raja Ampat tidak memiliki pelabuhan besar yang bisa disandar kapal pengangkut peti kemas. Beda dengan Kaimana yang memiliki itu, bahkan bandara.
Artinya, jika Raja Ampat bisa terkenal, maka Kaimana juga demikian. Yang membedakan adalah, Raja Ampat lebih dulu dipromosikan, dan kini waktunya Kaimana yang dipromosikan.
"Promosi bersama pembangunan infrastruktur harus mulai digaungkan. Saya diberbagai kesempatan juga selalu bicara soal Kaimana. Artinya, saya pun bertindak sebagai marketing untuk mempromosikan apa yang bisa dipromosikan," ujarnya.
Bicara soal pariwisata hal terakhir yang diperlukan adalah keterlibatan masyarakat untuk menjaga alam.
"Kita harus ajak masyarakat untuk terlibat, karena dampaknya untuk mereka juga. Untuk itu, pariwisata maju butuh kerja bersama sama dan masyarakat Kaimana telah menyadari itu," pungkasnya.
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
[Gambas:Photo CNN]
[Gambas:Infografis CNN]