Alkohol juga merupakan faktor penyebab penumpang menjadi kurang ajar di pesawat -- para pelancong minum-minum sejak dari bandara dan tak diketahui awak pesawat. Setelah pesawat lepas landas, semua kekacauan terjadi.
Tapi tak semua kasus tercatat. Bahkan catatan IATA akan berbeda dengan milik FAA.
Sepanjang tahun ini, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan telah mengeluarkan denda lebih dari US$1 juta untuk penumpang yang nakal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Denda tersebut kebanyakan diberikan kepada penumpang yang melanggar protokol pencegahan virus corona, mulai dari perkelahian secara verbal hingga fisik. Tak hanya kepada sesama penumpang, terkadang pramugari, pramugara, sampai pilot juga jadi korbannya.
Pada 2019 hanya ada 146 kasus penumpang tantrum yang diinvestigasi FAA. Dan tahun 2021 jumlahnya naik menjadi 727.
"Banyak kasus yang terjadi hanya gara-gara masker. Ada penumpang yang menganggap masker sebagai simbol politik, padahal mereka harus memakainya. Ini sangat konyol," kata Amirzadeh.
Kru kabin, yang didominasi kaum wanita, kini harus tambah waspada untuk menangani "bayi-bayi besar" yang "merengek saat diminta mengenakan masker" dalam kesibukan penerbangan pascapandemi.
Adu ngotot mengenai aturan memakai masker menambah daftar panjang kasus di dalam pesawat yang harus dihadapi pramugari, seperti kasus penumpang cabul dan mabuk.
Putri mengatakan kalau maskapainya sudah memberikan pelatihan mengenai penanganan penumpang yang berbuat onar di dalam penerbangan.
Namun demi keamanan prosedur ia tidak bisa menjelaskan secara rinci apa saja tahapannya.
"Kru di gate biasanya sudah mencatat penumpang-penumpang yang perlu "diberi perhatian khusus", karena kemungkinan ada saja pelaku kejahatan yang melakukan penerbangan. Catatan itu lalu dibagi kepada kru di kabin," kata Putri.
Kalau drama terjadi sebelum pesawat lepas landas, Putri akan langsung menghubungi pilot yang lalu akan menghubungi pihak keamanan bandara untuk mengamankan sang penumpang. Akibatnya, penerbangan jadi tertunda.
Jika kasusnya terjadi di atas langit, ia dan kawan-kawannya akan memisahkan sang penumpang dan menahannya di bangku, lalu diproses dengan hukum setempat setelah pesawat mendarat di destinasi.
"Pernah melihat berita viral di luar negeri saat penumpang diikat sabuk pengaman karena mengamuk? Itu bisa saja terjadi," ujar Putri.
Pelatihan fisik untuk kru kabin sebagai upaya mencegah tindakan kriminal dalam penerbangan juga telah diberikan di Amerika Serikat, yang dimulai sejak serangan teroris 9/11.
Mereka juga dilatih "membaca situasi dan mengenali pelaku". Misalnya kalau ada seorang gadis berpakaian lusuh dan bermuka cemas yang pergi bersama orang-orang yang sepertinya tak akrab dengannya, kemungkinan besar ia korban penculikan atau perdagangan manusia.
"Khusus kasus masker, kru kabin memang tak bisa memaksa penumpang. Kami hanya bisa mengingatkannya secara persuasif. Tapi tiket pulangnya akan kami cancel dan kasusnya akan kami laporkan ke FAA," kata Amirzadeh.
Kru bandara dan pesawat nyatanya memang tak ingin membuat repot pelancong. Semua aturan yang diterapkan semata hanyalah untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang, sehingga penumpang bisa ikut membantu lancarnya penerbangan dengan semudah menaati aturan.
Baik saat duduk di kelas utama atau di kelas ekonomi, jangan lupa ucapkan tiga kalimat sakti; tolong, permisi, dan terima kasih, yang nyatanya bisa menghapus sedikit kelelahan kru yang bertugas.
Selama bukan di pesawat pribadi, berarti Anda bukan satu-satunya penumpang yang harus dilayani. Jadi harap bersabar dan semoga selamat sampai tujuan.