Dispar Bali Sebut Karantina 8 Hari Demi Cegah Lonjakan Kasus

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 10:05 WIB
Dinas Pariwisata Bali pun mengatakan bukan tak mungkin aturan tersebut dilonggarkan, dengan catatan jika jumlah kasus Covd-19 semakin turun.
Suasana di Pantai Pandawa, Bali, pada 2020. Dinas Pariwisata Bali menanggapi aturan karantina wisman selama delapan hari sebagai wujud kewaspadaan gelombang baru. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rencana pembukaan lagi gerbang pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada 14 Oktober 2021 disambut baik oleh banyak pihak, meski tak sedikit yang beranggapan aturan karantina selama delapan hari dirasa memberatkan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, mengatakan karantina wisman selama delapan hari ialah jalan keluar terbaik untuk pembukaan kembali di tengah pandemi virus corona yang belum berakhir.

Durasi karantina di Indonesia, menurutnya, masih terbilang singkat dibandingkan karantina di negara lain yang bisa sampai 14 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan di negara lain ada yang sampai 14 hari. Ini kita tunduk dengan aturan yang ada, nanti akan dievaluasi. Kalau jumlah kasus Covid-19 semakin turun, kemungkinan bisa lain kebijakannya," kata Astawa, di Denpasar, Bali, Rabu (6/10).

"Kehati-hatian itu penting, terlebih di negara lain muncul varian baru yang harus kita waspadai. Jangan sampai masuk ke kita. Kalau sampai masuk, nanti ada lagi penularan atau lonjakan kasus, kita repot juga. Jangan, sampai ada gelombang-gelombang baru untuk penularan atau varian baru," lanjutnya.

Selain itu, dikatakannya, tahun depan Bali akan menjadi tuan rumah banyak ajang internasional. Sehingga, aturan karantina saat uji coba pembukaan tahun ini diharapkan tidak menambah status kedaruratan pandemi di tahun depan.

Ia juga menghimbau kepada pelaku pariwisata di Bali jangan terlalu euforia saat pembukaan kembali, sehingga mengabaikan situasi pandemi yang masih belum tuntas.

"Di tahun 2022, kita ada event (acara) yang lebih penting untuk bisa dilaksanakan. Sebagai, trial (percobaan) di awal ini jangan sampai euforia pembukaan ini melupakan seolah-olah tidak ada Covid-19. Ini, yang harus diwaspadai. Kita tetap waspada, jangan sampai terjadi penularan atau varian baru masuk ke kita, itu yang harus diketahui seluruh pihak," ujar Astawa.

"Prinsip kehati-hatian. Jangan sampai ada gelombang baru, penularan baru, jangan sampai terjadi euforia. Euforia, artinya terlalu hingar bingar sehingga mengabaikan pandemi. Pandemi ini belum berakhir, kewaspadaan itu harus di semua lini," lanjutnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, para pengelola obyek wisata di Pulau Dewata meminta pemerintah untuk mengkaji ulang tentang aturan karantina delapan hari bagi wisman.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...



Dispar Bali Sebut Karantina 8 Hari Demi Cegah Lonjakan Kasus

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER