Jakarta, CNN Indonesia --
Hembusan angin laut sepoi-sepoi meniup rambut wisatawan yang baru saja turun dari kapal kecil di dermaga Pulau Pagang, Kamis (14/10) sekitar pukul 10.00 WIB.
Pulau Pagang ialah pulau mungil di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pulau ini disebut sebagai "etalase bencana", karena punya hampir semua potensi bencana alam, mulai dari badai, tsunami di laut, gempa, banjir bandang, tanah longsor hingga letusan gunung berapi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di mata turis, pulau ini tetap memesona dan layak dikunjungi. Pantainya berpasir putih, air lautnya tenang dan jernih. Pesisirnya dihiasi pepohonan yang rindang, cocok sebagai area piknik bagi para pemburu "vitamin sea".
Ada beragam kegiatan wisata yang bisa dijajal turis selama berada di Pulau Pagang, mulai dari banana boat, donat boat, sampai jet ski. Bagi yang ingin snorkeling atau memancing juga silakan.
Di pinggir pantai, ada gundukan setinggi kurang lebih delapan meter yang bisa didaki wisatawan untuk menikmati pemandangan gugusan pulau dari ketinggian.
Kalau ingin trekking yang lebih serius, silakan menyusuri punggung bukit setinggi 37 meter yang ada di belakang pulau.
Usai seharian berwisata, turis bisa bersantai di tempat makan atau istirahat di penginapan.
Pilihan tempat menginap di Pulau Pagang juga lumayan beragam, mulai dari cottage sampai area berkemah.
Tapi bagi yang ingin kembali ke pulau utama, tersedia transportasi kapal penjemput sebelum pukul 17.00 WIB.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Pulau rawan bencana
Siapa sangka kalau Pulau Pagang merupakan pulau yang rawan bencana. Bukit yang menjadi lokasi trekking bahkan merupakan jalur evakuasi jika terjadi bencana laut, seperti gelombang tinggi sampai tsunami.
Karakter itu memaksa pemerintah daerah dan masyarakat untuk memahami mitigasi, upaya untuk mengurangi risiko bencana.
"Karena sebagian bencana tidak bisa dikendalikan oleh manusia, maka perlu mitigasi agar saat terjadi bencana, korban bisa diminimalkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erman Rahman, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Senin (18/10).
Karena itu pula ia menginisiasi pembangunan Posko Penanggulangan Bencana (PB) Khusus Wisata Pulau di Pulau Pagang pada 2020 dan mulai beroperasi pada 2021.
Posko itu sekaligus berfungsi sebagai Posko Patroli Keselamatan dan Pelayaran KSOP dan Posko Patroli Pol Air.
Posko itu dilengkapi pesawat radio yang terhubung ke Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB di Padang, KSOP dan Pol Air sehingga jika terjadi bencana di pulau wisata, informasi bisa cepat tersampaikan kepada pihak terkait untuk segera direspons secepatnya.
Radio tersebut juga terkoneksi dengan penggiat bencana seperti RAPI dan ORARI, yang bisa menyebarluaskan informasi secepatnya untuk di tanggapi pihak terkait.
Pendirian Posko PB di Pulau Pagang karena pulau itu merupakan salah satu tempat wisata idola wisatawan dan ramai dikunjungi terutama pada saat
liburan.
Tidak kurang 500 wisatawan datang menikmati keindahan pulau saat liburan. Jumlah itu biasanya bertambah beberapa kali lipat saat Lebaran. Meskipun dalam dua tahun pandemi COVID-19 jumlah kunjungan jauh menurun.
Pulau Pagang dengan luas sekitar 12 hektare itu juga memiliki bukit dengan ketinggian 37 meter dari permukaan laut yang cocok untuk tempat evakuasi bagi wisatawan jika terjadi tsunami.
Karena tersedia tempat penginapan, pulau itu juga cocok untuk tempat evakusasi bagi wisatawan di pulau-pulau wisata
di kawasan sekitar.
Untuk lebih memudahkan BPBD bekerja sama dengan pengelola pulau yang ditunjuk sebagai operator karena selalu berjaga di lokasi setiap hari.
Jika ditunjuk personel khusus untuk menetap di lokasi, dikhawatirkan tidak bisa stand by 24 jam.
Selain itu juga disediakan kapal cepat untuk operasional sehingga jika diperlukan bisa dimanfaatkan untuk transportasi dan evakuasi.
Kehadiran Posko PB di Pulau Pagang, mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan yang menghabiskan waktu di destinasi wisata itu.
Pulau Pagang yang menawan, yang berjarak sekitar 15 kilometer atau 40 menit perjalanan dari Sungai Pisang, Kota Padang, menggunakan kapal milik nelayan atau milik perusahaan perjalanan wisata, kini tidak lagi sekadar destinasi wisata, tetapi juga pusat mitigasi wisata kepulauan.
[Gambas:Instagram]
[Gambas:Infografis CNN]
[Gambas:Video CNN]