Bruxism alias kebiasaan menggertakkan gigi bisa mengganggu kesehatan gigi dan mulut. "Tekanan yang diberikan pada gigi saat menggerinda dapat mengakibatkan fraktur pada tambalan yang ada dan pada gigi itu sendiri, membuatnya lebih rentan terhadap pembentukan lubang," jelas Mitola, seperti dikutip LiveStrong.
Selain kebiasaan menjaga kebersihan gigi, diet juga faktor pembentukan gigi berlubang. Makanan bergula mungkin sudah Anda kurangi, tetapi tetap perhatikan beberapa jenis makanan berikut.
Makanan tinggi asam, semakin sering dan banyak mengonsumsi makanan dengan asam tinggi seperti minuman berkarbonasi, saus tomat bisa memicu erosi gigi sehingga enamel bisa rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanan yang lengket, ini bisa dengan mudah menempel pada gigi dan kadang sulit dibersihkan misal, selai kacang, permen, buah kering.
Makanan berpati, karbohidrat sederhana seperti pasta, roti putih dan kentang dipecah jadi gula saat bertemu bakteri di mulut.
Mitola berkata orang yang memiliki mulut kering kronis berisiko tinggi mengalami gigi berlubang. Mereka kekurangan produksi air liur yang secara alami membilas gigi.
Biasanya mulut kering berhubungan dengan efek samping masalah kesehatan atau pengobatan untuk penyakit tertentu. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Untuk mengurangi kekeringan, hindari obat kumur dengan kandungan alkohol.
Kasus ini jarang sekali terjadi. Tongue tie merupakan kondisi saat lahir jaringan sangat pendek, tebal atau kencang dan tetap melekat pada bagian bawah lidah.
Keterbatasan gerak lidah membuat orang dengan kondisi tongue tie kesulitan membersihkan gigi. Akibatnya, ini berkontribusi pada kasus gigi berlubang.
Di samping itu, tongue tie juga membuat orang kesulitan bicara maupun makan. Biasanya dokter akan menyarankan prosedur bedah untuk menanganinya.
(agn/agn)