Dek observasi baru yang megah dibuka di Manhattan pada Kamis (22/10), menjanjikan turis dan penduduk lokal pemandangan Kota New York yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
SUMMIT One Vanderbilt memiliki tiga tingkat kaca dan cermin yang memantulkan setiap sudut cakrawala saat pengunjung berjalan-jalan di sekitarnya.
"Konsep dek observasi ini bukan sekadar melewati batas, tapi menghacurkannya," kata Marc Holliday, CEO SL Green, perusahaan yang membangun gedung pencakar langit yang menampung dek observasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dek observasi ini menyuguhkan pengalaman melihat panorama kota dari ketinggian di tengah aura seni, budaya, dan teknologi, sehingga kami menamakannya sebagai 'summit'," lanjutnya.
Digambarkan sebagai pengalaman observatorium paling mendalam di dunia yang disebut sebagai 'Udara', rancangannya terinspirasi dari karya seniman Kenzo.
"Kenzo menciptakan 'Udara', pengalaman multi-indera, sesuatu yang menarik untuk dialami pengunjung," kata Holliday pada upacara pemotongan pita.
SUMMIT One Vanderbilt dibuka saat New York City bangkit dari pandemi terburuk. Holliday berharap dek observasi akan menyambut kembali wisatawan mancanegara dari seluruh dunia.
Pemandangan menakjubkan dari ketinggian 365 meter di atas Kota New York dapat dilihat dengan menaiki lift kaca tertutup, yang berjalan di luar gedung pencakar langit.
![]() |
"Dari sini, Anda dapat melihat kelima borough dan sekitarnya," kata Craig Dykers, arsitek SUMMIT.
Pengunjung juga dapat merasakan sensasi berjalan di udara dengan berdiri di skybox kaca tertutup yang tinggi di atas Madison Avenue.
Ada juga kafe bernama Apres by Danny Meyer's Union Square Events.
Pintu masuk ke Summit One Vanderbilt terletak di Main Concourse Grand Central Terminal.
Tiket mulai dari US$39 (sekitar Rp555 ribu) untuk dewasa, US$33 (sekitar Rp469 ribu) untuk anak-anak antara enam dan 12 tahun, dan tentu saja ada harga khusus untuk warga yang menghuni kota New York.