Jakarta, CNN Indonesia --
Tak ada yang salah dengan hasrat seks atau libido tinggi. Sebagian melihat peningkatan libido sebagai hal yang memalukan. Padahal selama tidak mengganggu fungsi tubuh sehari-hari, libido tinggi bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Akan tetapi kadang yang mengkhawatirkan adalah saat libido tiba-tiba meningkat.Biasanya Anda merasa satu kali orgasme sudah cukup. Kali ini, rasanya ingin lagi dan lagi. Ada apa?
1. Perubahan kadar hormon
Libido dipengaruhi hormon seks yakni estrogen, progesteron dan testosteron. Kadar ketiga hormon terus berubah dan bervariasi sepanjang hidup, juga bisa saja terjadi dalam satu hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buat kaum Hawa, kadar estrogen meningkat sebelum dan selama ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium sehingga libido jadi tinggi. Sementara itu, kadar testosteron tinggi berhubungan dengan libido lebih tinggi. Kadar testosteron tinggi umum ditemukan pada pria muda dan atlet yang menggunakan steroid.
2. Pubertas atau penuaan
Mereka yang berusia muda bisa memiliki libido lebih tinggi daripada yang berusia dewasa tua. Remaja laki-laki mengalami peningkatan produksi testosteron 10 kali lipat. Ini menjelaskan peningkatan gairah atau minat seks pada periode perkembangan tersebut.
Sebaliknya, wanita paruh baya malah memiliki dorongan seks lebih tinggi daripada wanita muda. Studi pada 2010 menemukan wanita usia 27-45 tahun cenderung memikirkan aktivitas seksual, sering berfantasi seksual, kehidupan seks lebih aktif dan fantasi seksual lebih intens daripada wanita usia 18-26 tahun.
3. Efek lebih sering olahraga
Kesadaran untuk memiliki tubuh sehat mendorong sebagian orang untuk lebih sering berolahraga. Sebagai 'efek sampingnya', libido Anda bisa meningkat.
Studi mini pada 2018 menunjukkan relasi positif antara kebugaran fisik dan dorongan seks lebih tinggi. Kemudian pada wanita, peneliti menemukan sensasi rangsangan sangat dipengaruhi ketahanan jantung.
"Aktivitas fisik bisa membuat kita lebih terhubung dengan tubuh kita dan bisa meningkatkan citra tubuh. Saat kita merasa nyaman dengan diri sendiri, kita cenderung ingin terikat dalam seks dengan pasangan lebih sering," jelas Kamil Lewis, terapis seks dan hubungan, mengutip dari Insider.
4. Konsumsi pangan afrodisiak
Beberapa jenis pangan dianggap sebagai afrodisiak atau pendongkrak libido. Melansir dari Healthline, ada afrodisiak yang memang terbukti secara klinis seperti maca atau Peruvian Viagra, ginkgo biloba, ginseng merah, fenugreek, kacang pistacio dan saffron.
Akan tetapi selama ini ada afrodisiak yang populer meski bukti klinisnya tipis misalnya, cokelat, kerang-kerangan, madu juga alkohol.
5. Hubungan percintaan yang sehat
Pada sebagian orang, libido tinggi terjadi akibat lepas dari hubungan cinta yang tidak sehat. Hubungan cinta saat ini dirasa membawa dampak positif dalam hidup sehingga ada dorongan seks lebih besar.
"Jika seks jadi pengalaman yang menyenangkan, itu akan membuat Anda menginginkannya lagi. Kalau pengalamannya buruk atau tidak menyenangkan, orang bisa enggan berhubungan seks," kata Tamika K. Cross, dokter kandungan di Serenity Women's Health & Med Spa, Texas.
6. Stres rendah
Stres bisa menekan libido sebab hormon kortisol berdampak buruk pada hasrat seks. Saat stres rendah, yang terjadi adalah sebaliknya.
Libido tinggi bisa dilihat sebagai tanda kadar stres rendah. Studi kecil pada 2008 menemukan partisipan yang menonton film erotis mengalami penurunan kadar kortisol dan kenaikan libido.
"Meski seks itu sangat berhubungan dengan fisik, itu juga berhubungan dengan mental dan psikologis," imbuh Cross.
7. Perubahan pengobatan
Cross menyebut terapi pengobatan kadang bisa berdampak pada libido. Saat pengobatan berubah atau sudah selesai, libido akan meningkat.
Obat-obat antidepresan biasanya memangkas libido. Laporan pada 2016 menyebut 40 persen orang mengalami disfungsi seksual berhubungan dengan penggunaan antidepresan.
Selain antidepresan, beberapa pengobatan mampu menurunkan libido seperti, obat hipertensi juga terapi hormon misalnya Lupron atau Zoladex.