Studi: Vaksin Covid-19 Berisiko Bikin Terlambat Haid

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jan 2022 20:40 WIB
Penelitian dari AS menyebut bahwa perempuan yang divaksinasi Covid-19 mengalami keterlambatan menstruasi sekitar sehari dibanding dengan yang tidak divaksin.
Penelitian dari AS menyebut bahwa perempuan yang divaksinasi Covid-19 mengalami keterlambatan menstruasi sekitar sehari dibanding dengan yang tidak divaksin.( istockphoto/LukaTDB)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penelitian dari AS menyebut bahwa perempuan yang divaksinasi Covid-19 mengalami keterlambatan menstruasi sekitar sehari dibanding dengan yang tidak divaksin.

Sekalipun terlambat, tetapi menurut penelitian yang dilakukan pada hampir 4.000 orang dan diterbitkan dalam Jurnal Obstetrics & Gynecology mengungkapkann jumlah hari menstruasi tak akan terpengaruh.

Penulis utama Alison Edelman dari Oregon Health & Science University mengatakan kepada AFP bahwa efeknya kecil dan diperkirakan bersifat sementara, sebuah temuan yang "sangat meyakinkan" serta memvalidasi mereka yang mengalami perubahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siklus menstruasi umumnya berlangsung sekitar 28 hari, tetapi jumlah yang tepat bervariasi dari satu wanita ke wanita lain, serta dalam masa hidup seseorang. Itu juga dapat berubah selama masa stres.

Untuk studi mereka, para ilmuwan menganalisis data anonim dari aplikasi pelacakan kesuburan, di antara wanita berusia 18 hingga 45 tahun yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.

Sekitar 2.400 peserta divaksinasi - mayoritas dengan Pfizer (55 persen), diikuti oleh Moderna (35 persen) dan Johnson & Johnson (tujuh persen).

Sekitar 1.500 wanita yang tidak divaksinasi juga dimasukkan sebagai pembanding.

Respon imun terhadap vaksin

Rata-rata, dosis vaksin pertama dikaitkan dengan peningkatan panjang siklus 0,64 hari dan dosis kedua dengan peningkatan 0,79 hari, ketika membandingkan kelompok yang divaksinasi dengan yang tidak divaksinasi.

Respons sistem kekebalan terhadap vaksin bisa jadi berada di balik perubahan tersebut.

"Kita tahu bahwa sistem kekebalan dan sistem reproduksi saling terkait," kata Edelman.

Sistem kekebalan yang meningkat mungkin berdampak pada sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium - apa yang disebut Edelman sebagai "jalan raya bagaimana otak Anda berbicara dengan ovarium Anda, berbicara dengan rahim Anda," atau hanya "jam tubuh".

Secara khusus, produksi protein inflamasi yang disebut sitokin tampaknya mengganggu cara sumbu ini mengatur waktu siklus menstruasi.

Perubahan tampak paling menonjol ketika vaksinasi dilakukan di awal fase folikular, yang dimulai pada hari pertama periode menstruasi (pendarahan) dan berakhir saat ovulasi dimulai.

(tst/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER