psikolog klinis Naomi Soetikno menuturkan salah satu hal yang mendasari pernikahan adalah kejujuran.
"Begitu mulai tidak jujur, mulai selingkuh, jadi ada perasaan dibohongi. Ini yang menyulitkan pasangan untuk memaafkan," kata Naomi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (13/1).
Selingkuh itu pilihan, bukan 'kecelakaan' atau terjebak situasi. Naomi menegaskan bicara isu perselingkuhan berarti bicara tentang manusia dewasa baik secara moral maupun psikologis. Jika seseorang tanpa masalah kesehatan mental, punya pemikiran normatif termasuk membedakan mana baik mana buruk, selingkuh jelas sebuah pilihan sadar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Jika tahu mana baik dan mana buruk, kenapa orang tetap memilih selingkuh?
"Orang mungkin dipenuhi perasaan kecewa, perasaan kesepian, tidak sejahtera secara psikologis, lalu dia tahu ada orang lain yang mampu memberikan sesuatu [yang dicari]," kata psikolog yang juga dosen tetap di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.
Tidak sejahtera secara psikologis ini misalnya, merasa kurang disayang, diperhatikan kebutuhannya. Kemudian bisa karena faktor kesibukan, komunikasi kurang, belum lagi hal-hal kecil yang memicu pertengkaran sehingga rumah terasa tidak nyaman lagi.
Lihat Juga : |
Ini bisa dilihat dari dua sisi yakni sisi korban dan sisi pelaku. Dari sisi korban, lanjut Naomi, tentu merasa disakiti, dibohongi sehingga timbul rasa curiga. Ke depan saat bertemu orang baru, korban perselingkuhan juga akan terus merasa curiga sebab ada trauma. Korban bisa generalisasi bahwa semua laki-laki berpotensi selingkuh.
Sedangkan dampak buat pelaku, sepanjang perselingkuhan tidak diketahui pasangan tentu ini seperti petualangan. Namun saat ketahuan, ditambah ada pertengkaran hebat, pernikahan bisa berujung perceraian. Jika terlalu keras hati dan tidak mau belajar dari kesalahan, pelaku bisa mengulangi pola yang sama.
"Kalau dalam praktik, saya bisa tanya, 'Apa sih yang menyebabkan Bapak selingkuh?'. Kalau dia bisa melihat masalah dalam rumah tangganya dari kedua belah pihak, tandanya dia sadar. Dari situ kita bantu dia agar lebih berdaya dan ambil keputusan yang baik," kata Naomi.
(ptj/ptj)