Perselingkuhan nyatanya tidak selalu diawali dari kehidupan pernikahan tidak bahagia. Tengok saja kisah nyata yang diangkat jadi serial 'Layangan Putus'. Tokoh Aris diceritakan memiliki keluarga sempurna dengan Kinan, sang istri yang rela melepas karier sebagai dokter dan mengabdikan hidup buat keluarga.
Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau. Itu perumpamaan orang saat memandang kasus perselingkuhan. Namun apa memang selalu begitu? Berikut alasan-alasan di balik perselingkuhan suami dari pernikahan yang bahagia.
1. Dianggap masalah sepele
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berselingkuh bukan karena mereka tidak bahagia. Sebagian pria menganggap perselingkuhan layaknya masalah rumah tangga lain. Mereka pikir, mereka bisa lolos begitu saja.
"Pria berpikir, yah, saya baru saja melakukan ini, tetapi dalam segala hal saya dapat diandalkan, saya bertanggung jawab, saya berkomitmen, saya ada, saya pria yang sangat baik. Itu hanya perselingkuhan," ujar Robert Weiss, terapis dan penulis Out of the Doghouse: A Step-by-Step Relationship-Saving Guide for Men Caught Cheating,mengutip dari Fatherly.
"Apa yang tidak mereka pahami adalah bahwa wanita tidak berpikir seperti itu."
2. Eksplorasi diri
Weiss dalam tulisannya di Psychology Today menukil buku Esther Perel yang berjudulThe State of Affairs.Salah satu alasan pria berselingkuh meski pernikahannya bahagia adalah eksplorasi diri.
Buat para tukang selingkuh, perselingkuhan jadi sarana eksplorasi diri. Ada semacam kebebasan dari siapa mereka dulu dan siapa mereka sekarang. Yang menarik, mereka tidak perlu mengubah siapa diri mereka, tapi cukup melepaskan diri dari konsekuensi, atribut, dan beban dari identitas yang sekarang. Perselingkuhan menghadirkan rasa di mana pria mereka kembali muda, tanpa beban, eksplorasi, tumbuh dan lebih hidup.
3. Yang terlarang justru lebih 'manis'
Ada yang berpendapat bahwa sesuatu yang dilarang justru sangat menggoda untuk dilanggar. Bayangkan Anda makan 4 buah gorengan tetapi hanya membayar 2 gorengan. Ini jelas tidak baik tetapi mampu membuat gorengan tadi terasa lebih enak.
Dalam buku The Erotic Mind, Jack Morin membahas fenomena ini dari kacamata seksual. Dia menuliskan persamaan attraction + obstacles = excitement. Saat ketertarikan dipadukan dengan tantangan, jadilah semangat atau dorongan.
4. Ada rasa yang baru
Perselingkuhan mampu menghadirkan rasa atau emosi yang baru. Ada sensasi yang mungkin tidak pernah dirasakan sebelumnya. Semasa kecil, pria kerap diberitahu untuk menekan dan tidak mengekspresikan dirinya ketika tumbuh dewasa.
Seiring waktu, mereka pun tumbuh untuk 'menerjang' segala sesuatunya dan tidak merasakan apapun. Dalam melakukannya, mereka sering menahan rasa suka, duka, sakit. Sebenarnya, perselingkuhan, apapun gendernya, lebih pada pelepasan emosional ketimbang pelepasan seksual.
Baca artikel lainnya soal selingkuh, di sini.
(els/chs)