Kenali Sub-Varian Omicron BA.2 dan Cara Mencegah

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 10:05 WIB
WHO melaporkan versi baru varian Omicron yaitu BA.2, meningkat di banyak negara. Sejauh ini para peneliti masih menyelidikinya, termasuk gejala varian BA.2.
WHO melaporkan versi baru varian Omicron yaitu BA.2, meningkat di banyak negara. Sejauh ini para peneliti masih menyelidikinya, termasuk gejala varian BA.2. (iStock/Kiwis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan versi baru Covid-19 varian Omicron yaitu BA.2, meningkat di banyak negara. Sejauh ini para peneliti masih menyelidikinya, termasuk gejala varian BA.2.

Versi baru, yang dikenal sebagai BA.2, adalah turunan dari varian Omicron (dikenal sebagai BA.1). Menurut WHO, BA.2 memiliki beberapa perbedaan dalam beberapa mutasi-termasuk mutasi pada protein spike-daripada BA.1.

Sampai sekarang, seperti dikutip Health, para peneliti belum tahu banyak tentang BA.2; bagaimana perbandingannya dengan varian Omicron asli, termasuk mengenai penularan dan gejala varian BA.2.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO sendiri disebut telah mendesak para peneliti untuk menyelidiki versi baru ini yang menimbulkan ancaman baru terhadap keadaan pandemi saat ini.

Namun, Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan bahwa subvarian BA.2 dari Omicron tampak lebih menular.

"Tidak ada bukti bahwa varian BA.2 menyebabkan lebih banyak penyakit, tetapi itu pasti lebih menular," kata Heunicke dalam konferensi pers, seperti dikutip Reuters.

Garis keturunan BA.1 saat ini menyumbang 98 persen dari semua kasus secara global tetapi di Denmark telah disingkirkan oleh BA.2, yang menjadi strain dominan pada minggu kedua Januari.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKSHA) telah menetapkan BA.2 sebagai varian yang sedang diselidiki, termasuk gejala varian BA.2.

Perhitungan awal menunjukkan BA.2 bisa menjadi 1,5 kali lebih menular daripada BA.1, menurut keterangan Statens Serum Institut (SSI) Denmark pada Rabu (26/1).

Namun, analisis awal oleh lembaga tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan risiko rawat inap untuk BA.2 dibandingkan dengan BA.1.

"Ada beberapa indikasi bahwa itu lebih menular, terutama untuk yang tidak divaksinasi, tetapi itu juga dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi ke tingkat yang lebih besar," kata direktur teknis SSI Tyra Grove Krause.

Kasus BA.2 juga telah terdaftar di Inggris, Swedia dan Norwegia, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada di Denmark.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi soal gejala varian BA.2 yang merupakan mutasi dari Covid-19 varian Omicron. Namun, Covid-19 varian Omicron sendiri diketahui memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa.

Berikut gejala umum Covid-19 varian Omicron:

- demam
- batuk
- sakit kepala
- pilek
- tenggorokan gatal
- berkeringat di malam hari
- kelelahan
- nyeri otot (myalgia) di banyak bagian tubuh

Sebagai langkah pencegahan, para ahli telah menganjurkan pola hidup sehat serta penerapan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), vaksinasi Covid-19 dosis lengkap, dan vaksin booster Covid-19.

Menurut laporan, masker N95 dan KN95 dinilai sebagai pilihan masker terbaik untuk mencegah Covid-19 dibandingkan masker bedah dan masker kain.

Masker N95 dan KN95 memiliki daya lindung yang lebih baik karena mengandung serat polipropilen. Serat ini berfungsi sebagai penghalang mekanis dan elektrostatik. Kedua jenis masker ini bisa mencegah partikel kecil masuk ke hidung atau mulut.

Sebagaimana dikutip Reuters, Profesor biologi di University of Massachusetts Dartmouth, Erin Bromage mengatakan masker N95 dapat menyaring tetesan besar dan aerosol atau partikel yang lebih kecil yang berpotensi mengandung virus di udara.

Respirator N95 dapat menyaring hingga 95 persen partikel di udara. Sedangkan masker kain, memiliki tingkat kebocoran hingga 75 persen.

(agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER