Lalu apa yang harus dilakukan orang tua saat menemukan kecurigaan ada gejala omicron pada anak?
Orang tua wajib memeriksakan anak terutama dengan tes usap atau tes PCR.
Karyanti menuturkan, deteksi sedini mungkin akan memastikan anak terkonfirmasi positif atau tidak. Jika terkonfirmasi positif, bisa dilakukan langkah selanjutnya untuk memutus mata rantai penularan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemeriksaan penting untuk mengetahui apa flunya karena Covid-19 atau infeksi virus [yang gejalanya] mirip Covid-19, ada banyak seperti influenza, kemudian adenovirus, rhinovirus, enterovirus 71, itu gejalanya mirip flu-like illness. Common cold juga bisa seperti itu," jelasnya.
Rata-rata anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 memiliki gejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Isolasi mandiri wajib dilakukan serta tetap mematuhi protokol kesehatan.
Mereka yang kontak erat dengan anak atau pasien wajib melakukan tes PCR. Ini berlaku buat orang tua atau keluarga yang serumah dan berinteraksi dengan anak.
Apa yang dimaksud dengan kontak erat? Kontak erat berarti ada kontak dengan pasien tanpa masker selama lebih dari 15 menit dalam jarak kurang dari 1 m.
"Hasil tes positif harus tracing siapa saja yang tertular, kalau tidak penularan makin luas," imbuhnya.
Selama isolasi mandiri, kata dia, anak diberikan obat-obatan dan vitamin. Namun untuk pasien anak dengan gejala ringan biasanya diberikan vitamin seperti, vitamin C, D, dan Zinc.
Kemudian untuk gejala-gejala ringan seperti demam atau sakit tenggorokan bisa diberikan Paracetamol sebagai pertolongan pertama.
"Radang itu kan ada proses infeksi, dia meradang jadi nyeri dan demam. Bisa diberikan Paracetamol untuk penurun panas, antinyeri buat pertolongan pertama. Kalau 3 hari enggak membaik, tambah sesak, cek pakai alat saturasi. Kalau di bawah 96 bisa berobat," katanya.
"Anda harus cari penyebab demamnya, jangan-jangan infeksi yang lain apalagi sekarang banyak kasus DBD karena musim hujan."
(els/chs)