Sebagian masyarakat menyukai makanan bercita rasa asin dan gurih. Namun, mengonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung garam dapat mengakibatkan masalah kesehatan mulai dari obesitas hingga stroke.
Pakar diet dan gizi klinik Johanes Chandrawinata mengatakan untuk menjaga pola hidup sehat, pembatasan asupan garam sama pentingnya dengan mengonsumsi buah dan sayur.
Menurut Johanes, penurunan asupan garam dapat dicapai tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan dengan penambahan MSG secukupnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurunkan asupan garam dalam konsumsi sehari-hari bisa dilakukan dengan memilih pangan berbumbu rendah garam atau bahkan tanpa sodium," kata Johanes, seperti dikutip Antara.
"Hindari makanan olahan yang sangat tinggi kadar garam seperti daging asap, kornet dan lain-lain. Fokus pada makanan segar."
Dia kemudian mengatakan monosodium glutamate, MSG, bisa menjadi pilihan alternatif garam sebagai bumbu masak.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam. Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya sepertiga dari kandungan natrium pada garam dapur biasa, kata dia.
Johanes lantas menyarankan takaran bumbu umami seperti dalam MSG, sebagai pengganti garam adalah sebanyak 0,2 hingga 0,8 persen dari volume makanan.
"Misalnya untuk satu liter sup, tambahkan sekira 1,5 sendok teh saja," katanya
Selain itu, penambahan bumbu aromatik seperti bawang putih dan jahe bisa menjadi alternatif penggunaan garam.
"Batasi juga asupan kerupuk karena tanpa disadari kerupuk itu banyak kandungan garam."
Diet rendah garam disebut Johanes mampu menurunkan tekanan darah.
"Penurunan konsumsi garam sebanyak 15 persen bisa mencegah sampai 8,5 juta kematian di 23 negara dengan beban hipertensi dalam 10 tahun."