Pada 1889, penyakit pernapasan seperti flu muncul di Rusia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Penyakit yang dijuluki flu Rusia itu memicu setidaknya tiga gelombang infeksi selama beberapa tahun.
Kini, beberapa ilmuwan menduga bahwa flu Rusia sebenarnya disebabkan oleh virus yang mirip dengan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Sebagaimana dilaporkan New York Times, ada beberapa persamaan antara kedua pandemi flu Rusia dengan Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, selama pandemi flu Rusia, sekolah dan tempat kerja ditutup karena banyaknya orang yang terinfeksi.
Mereka yang terinfeksi flu Rusia juga memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19, seperti sering kehilangan indra perasa dan penciuman. Beberapa juga mengalami gejala jangka panjang yang bertahan selama berbulan-bulan.
Berdasarkan catatan sejarah yang tersedia, mencakup catatan kesehatan pemerintah, surat kabar, dan artikel jurnal, secara umum, flu Rusia membunuh jauh lebih banyak orang tua daripada anak-anak, tidak seperti virus influenza, yang cenderung sama fatalnya bagi kedua kelompok usia.
Ciri-ciri pandemi flu Rusia yang sangat mirip dengan pandemi Covid-19 lantas menimbulkan gagasan bahwa mungkin flu Rusia merupakan penyebab atau asal mula kemunculan Covid-19.
Tom Ewing dari Virginia Tech, salah satu dari sedikit sejarawan yang telah mempelajari flu Rusia lantas memperhatikan kemiripan yang mencolok flu Rusia dengan pandemi virus corona saat ini.
"Saya akan mengatakan, mungkin," kata Ewing ketika ditanya apakah flu Rusia adalah virus corona.
Dan Arnold Monto, profesor kesehatan masyarakat, epidemiologi dan kesehatan global di University of Michigan, menganggapnya sebagai spekulasi yang sangat menarik.
"Kami sudah lama bertanya-tanya dari mana asal virus corona," kata Monto. "Apakah pernah ada pandemi virus corona di masa lalu?"
Kendati demikian, Peter Palese, seorang peneliti flu dan profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York, mengatakan dugaan flu Rusia sebagai penyebab oleh virus corona tetap spekulatif.
Beberapa ahli menggemakan sentimen ini, tetapi yang lain mengatakan mereka menduga meskipun mungkin ada bukti kuat yang mendukung gagasan flu Rusia penyebab Covid-19, tapi hal itu belum terbukti.
Jeffery Taubenberger, Kepala bagian patogenesis dan evolusi virus di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, dan John Oxford, profesor emeritus virologi di Queen Mary, University of London, saat ini sedang mencari bukti tersebut.
Mereka telah menggali sampel jaringan paru-paru yang diawetkan sebelum pandemi flu 1918. Seperti dilansir LiveScience, tim peneliti juga mencari sisa-sisa virus influenza dan virus corona.
Di antara jaringan ini, para tim peneliti berharap dapat menemukan virus flu Rusia yang sulit dipahami.
Scott Podolsky, seorang profesor kesehatan global dan kedokteran sosial di Harvard Medical School, dan Dominic W. Hall, kurator Museum Anatomi Warren di Harvard, juga mencari jaringan paru-paru yang diawetkan dari periode waktu yang sama.
Jika materi genetik dari virus flu Rusia muncul di paru-paru ini, itu mungkin memberikan petunjuk tentang bagaimana pandemi berakhir, karena laporan berita dari waktu itu hanya memberikan sedikit wawasan terkait selesainya sebaran penyakit flu Rusia.
Dan jika pandemi akhir abad ke-19 disebabkan oleh virus corona, beberapa ilmuwan menduga virus tersebut masih beredar sebagai salah satu dari empat virus corona yang menyebabkan flu biasa, bukan penyakit parah.
(agn)