TWA Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gunung dengan ketinggian 2.665 mdpl ini sangat cocok bagi pendaki pemula karena medan pendakiannya yang cukup mudah dilalui.
Gunung ini dikenal dengan aroma belerang, hutan mati, dan keindahan bunga edelweis yang ada di dalamnya.
Tegal Alun merupakan area rimba bagi bunga edelweis. Anda bisa menikmati indahnya bunga edelweis yang menenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, gunung ini juga menyimpan belasan kawah yang meletup-letup mengeluarkan uap. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk.
Selain edelweis, Gunung Papandayan juga menyimpan keanekaragaman flora lain seperti pohon suagi, bunga puspa, hingga tanaman jamuju.
Ada pula beberapa fauna di dalamnya seperti babi hutan, kijang, lutung, hingga beberapa jenis burung seperti kutilang.
![]() |
Dari Papandayan, kita melaju menuju kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Adalah TWA Telogo Warno & Pengilon yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
TWA ini menyimpan panorama Telaga Warna dengan warna air yang membius. Warna air di telaga ini kerap berubah-ubah, mulai dari hijau, biru, kuning, hingga kemerahan. Perubahan warna ini terjadi akibat kandungan belerang yang ada di dalamnya.
Selain itu, ada pula Telaga Pengilon yang memiliki air jernih tanpa kandungan belerang.
Kedua telaga tersebut dipisahkan oleh daratan yang dipenuhi batuan andesit dan pepohonan rimbun. Area ini juga memiliki sejumlah gua yang bisa dikunjungi pelancong, di antaranya Gua Semar, Gua Jaran, dan Gua Sumur.
Lihat Juga : |
![]() |
TWA Angke Kapuk merupakan kawasan konservasi mangrove seluas 99,82 hektar yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Terletak di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan di TWA Angke Kapuk. Anda bisa berjalan kaki santai menyusuri hutan mangrove yang rimbun. Jika malas berjalan kaki, Anda bisa menggunakan perahu yang disediakan TWA untuk menyusuri hutan lewat jalur air.
Tak hanya itu, Anda juga bisa bertenda atau menginap di beberapa pondokan dan vila yang tersedia di TWA Angke Kapuk.
Sebagai TWA, kawasan ini tentu menyimpan beragam kekayaan hayati. Selain mangrove sebagai flora utama, kawasan ini juga didominasi oleh berbagai jenis burung mulai dari belekok, belibis, elang laut perut putih, kokokan laut, dan masih banyak lagi.
TWA Lejja merupakan kawasan hutan lindung yang di dalamnya terdapat sumber mata air panas alami. Sumber air panas inilah yang menjadi daya tarik wisata di TWA Leja.
Ada sekitar empat kolam pemandian air panas berukuran besar di dalam TWA Lejja yang bisa dinikmati pengunjung. Masing-masing kolam memiliki suhu yang berbeda. Salah satu kolam bahkan panasnya mencapai 60 derajat Celcius.
Kolam air panas TWA Lejja juga dikenal dengan kandungan belerangnya yang cukup tinggi. Karena itu pula, masyarakat percaya bahwa berendam di air panas tersebut bisa mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti rematik dan rasa pegal di kaki.
Tak hanya berendam air panas, pelancong juga bisa mengamati berbagai flora dan fauna yang ada di dalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Sanctuary Anoa yang terletak di dalam kawasan TWA.
![]() |
Siapa yang tak mengenal Kawah Ijen? Taman wisata alam di Indonesia yang terakhir ini menjadi salah satu destinasi wisata populer di Jawa Timur.
Terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, TWA Kawah Ijen dikenal dengan atraksi blue fire (api biru) yang muncul di dalam kawah. Danau kawah ini terdapat di puncak Gunung Ijen dengan ukuran 960x600 meter.
Kawah Ijen juga merupakan salah satu kawah paling asam di dunia, dengan tingkat keasaman mendekati nol yang bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat.
Selain pesona kawahnya, Ijen juga menawarkan pesona berbagai flora dan fauna yang ada di dalamnya. Anda bisa menemukan bunga edelweis dan cemara gunung di tempat tersebut.
Di tengah pandemi Covid-19, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(asr)