Hingga 1975, untuk pertama kalinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa merayakan Hari Perempuan Internasional. Kemudian pada Desember 1977, Majelis Umum mengadopsi resolusi yang menyatakan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional diperingati setiap hari sepanjang tahun oleh Negara-negara Anggota sesuai dengan sejarah dan tradisi nasional mereka.
Tak hanya itu, pada 1996 PBB mengumumkan tema tahunan pertama mereka untuk Hari Perempuan Internasional yakni "Merayakan masa lalu, Merencanakan Masa Depan" yang diikuti pada 1997 dengan "Perempuan di meja Perdamaian", pada 1998 dengan "Perempuan dan Hak Asasi Manusia", pada 1999 dengan "Dunia Bebas Kekerasan Terhadap Wanita", dan seterusnya setiap tahun hingga saat ini.
Hingga kini, satu abad lebih Hari Perempuan Internasional dirayakan di hampir semua negara, berbagai perubahan yang cukup signifikan juga terus terjadi utamanya perubahan berkaitan dengan sikap dan pemikiran tentang kesetaraan dan emansipasi perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan lebih banyak perempuan di ruang rapat, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan meningkatnya visibilitas perempuan sebagai panutan yang mengesankan dalam setiap aspek kehidupan, orang dapat berpikir bahwa perempuan telah memperoleh kesetaraan sejati.
Fakta yang disayangkan adalah bahwa perempuan masih tidak dibayar sama dengan rekan laki-laki mereka, perempuan masih tidak hadir dalam jumlah yang sama dalam bisnis atau politik, dan secara global pendidikan perempuan, kesehatan dan kekerasan terhadap mereka lebih buruk daripada laki-laki. Namun, perbaikan besar terus dilakukan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang berusia satu abad lebih.