Nicole Kidman, Vanity Fair, dan Jebakan Kesempurnaan Buatan

CNN Indonesia
Senin, 21 Feb 2022 18:06 WIB
Tampilan Nicole Kidman di sampul Vanity Fair dinilai terlalu banyak rekayasa. Psikolog bahkan menilai bahwa tampilan itu bisa mempengaruhi social self image.
Tampilan Nicole Kidman di sampul Vanity Fair dinilai terlalu banyak rekayasa. Psikolog bahkan menilai bahwa tampilan itu bisa mempengaruhi social self image. (Courtesy of Vanity Fair)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sampul majalah Vanity Fair terbaru bisa jadi bikin minder sebagian besar perempuan di seluruh dunia. Siapa yang tak ingin menua seperti Nicole Kidman? Di usianya yang sudah kepala lima, ia masih tampil memukau dengan crop top dan rok mini.

Hanya saja, tampilan sempurna Kidman menuai komentar miring netizen. Fotonya dinilai terlalu banyak rekayasa sehingga tidak mewakili perempuan-perempuan seusianya.

"Tidak ada tubuh 54 tahun yang terlihat seperti itu, bahkan Nicole Kidman. Mengapa kita masih melakukan hal ini? Dia adalah wanita cantik dan dapat melakukan apapun yang dia inginkan dengan tubuhnya. Ini adalah kritik terhadap pilihan gaya majalah dan air brushing yang gila," ujar seorang netizen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa Vanity Fair? Anda bilang bahwa perempuan bisa tampil hebat di usia berapa pun, tetapi Anda menganggap mereka kekanak-kanakan. Dan photosop-nya sangat ceroboh. Kapan standarnya turun begitu rendah?" sahut yang lain.

Memang benar, perempuan bisa tampil menakjubkan di usia berapa pun. Namun representasi perempuan di media massa sekaligus media sosial turut mempengaruhi cara perempuan melihat dirinya.

Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan media massa dan media sosial bisa mempengaruhi social self image. Apa itu?

Social self image merupakan pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya dan bagaimana pandangan terhadap orang lain, termasuk pandangan terhadap perempuan.

"Informasi yang diberikan oleh media massa atau media sosial biasanya menggambarkan kehidupan atau sosok yang ideal sehingga menimbulkan perbandingan antara satu orang dan orang lainnya, bahkan membandingkan diri sendiri dan sosok sosok yang ada di media massa dan media sosial," kata Rahma via pesan singkat pada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

"Selain itu, informasi yang diberikan bersifat terus menerus sehingga akan mempengaruhi pola pikir dan persepsi seseorang."

Bawa dampak buruk, baiknya bersikap bijak

Ternyata paparan sosok-sosok ideal yang ditampilkan media massa dan media sosial membawa dampak buruk buat perempuan.

Rahma menuturkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa media sosial yang berisi gambaran kehidupan ideal, termasuk gambaran sosok perempuan sempurna bisa mempengaruhi self image perempuan.

Dia melanjutkan, perempuan yang terpengaruh paparan sosok ideal ini akan melakukan social comparison yakni membandingkan dirinya dengan apa yang ideal menurut dunia sosial.

"Jika hal ini sering dilakukan maka akan berpengaruh pada perasaannya dan pikirannya, berpengaruh pada penerimaan dirinya, pada bagaimana perempuan memandang dirinya sehingga dapat mempengaruhi rasa kepercayaan diri, rasa keberhargaan diri," tambah Rahma.

Saat ini terus-menerus terjadi, dampaknya akan timbul kecemasan, overthinking, frustrasi, kemudian bermuara pada sikap dan perilaku buruk.

Rahma berpesan, sebaiknya perempuan semakin bijak merespons paparan sosok-sosok ideal baik di media massa mau pun media sosial. Memang tak bisa dimungkiri ada timbul rasa 'insecure', cemas atau merasa diri ini kurang.

Namun Rahma menyarankan untuk mengambil beberapa langkah agar tidak terjerumus dalam jebakan kesempurnaan sosok perempuan ideal di media.

1. Memahami diri sendiri, Anda perlu mencari tahu kelebihan diri baik secara fisik maupun potensi lain. Menurut Rahma, fokus pada kelebihan dan mengembangkan kelebihan bisa membuat perempuan bertumbuh dan jadi bermakna.

2. Punya tujuan hidup jelas, saat fokus pada tujuan, Anda pun jadi merasa tidak perlu memikirkan hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan hidup.

3. Perbanyak berbuat baik pada diri sendiri dan orang lain, menebar kebermanfaatan pada sekitar bisa membuat hidup lebih bermakna dan otomatis kecantikan dan kebahagiaan akan terpancar.

4. Belajar menerima dan menyayangi diri apa adanya, sayangi dan cintai diri tanpa syarat. "Semua orang termasuk kita layak untuk disayangi sebagaimana adanya," katanya.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER