Dalam satu setengah tahun terakhir, Donnell Hunter telah melewatkan hari pertama putrinya di taman kanak-kanak, musim sepak bola remaja yang luar biasa bagi putranya, kelahiran cucunya, dan banyak kenangan lainnya.
"Saya tidak menerima begitu saja, itu pasti. Saya pergi selama 550 hari tanpa melihat anak-anak saya, saya memiliki cucu yang belum pernah saya temui dan itu adalah hal yang besar," kata Donnell kepada CNN, Senin (7/3).
"Saya mencintai keluarga saya, anak-anak saya dan istri saya lebih dari saya mencintai diri saya sendiri. Jadi ketika saya akan berjuang, saya akan berjuang untuk mereka," kata ayah tujuh anak ini.
Donnell bekerja sebagai operator pabrik di sebuah perusahaan gas. Dirinya mulai kesulitan bernapas saat bekerja pada September 2020, saat itu Donnell berada di kuburan.
"Saya tidak bisa bernapas," katanya.
Karena keadaannya sangat buruk, dia kemudian meminta bosnya untuk mengantarnya ke rumah sakit di Carlsbad, New Mexico. Di sana Donnell pertama kali mengetahui dirinya positif Covid-19.
Dia lantas pulang, tetapi dalam 24 jam, dia kembali ke rumah sakit dengan kondisi terengah-engah.
"Saya pikir saya bisa melawannya, tetapi tidak mungkin," kata Donnell.
Staf rumah sakit awalnya memberi tahu istrinya, Ashley Hunter jika mereka dapat menangani perawatan suaminya. Namun beberapa jam kemudian, Ashley dapat telepon bahwa suaminya akan diterbangkan ke rumah sakit yang lebih besar di Albuquerque. Jaraknya lebih dari tiga jam berkendara.
Pihak rumah sakit memberi tahu Ashley, mereka telah mengintubasi Donnell dan memasangnya di ventilator. Melihat suaminya dalam keadaan seperti itu melalui panggilan video, membuat Ashley sedih.
Terpikir beban biaya
Ashley mengenang bagaimana bulan pertama rawat inap Donnell membebaninya. Dia hanya akan menangis di kamar mandi karena tidak ingin anak-anaknya melihat dia menangis.
Ashley kemudian duduk bersama anak-anak mereka yang berusia 4, 8, 11, 13 dan 14 tahun dan mengatakan tidak apa-apa untuk bersedih. Donnell sendiri juga memiliki dua anak yang berusia 21 dan 27 tahun.
"Saya memberi tahu mereka, 'Kami tidak menangis karena sesuatu yang buruk akan terjadi. Kami menangis karena kami merindukannya, dan kami berharap dia ada di sini bersama kami,'" katanya.
Ashley membuat sesi doa panggilan video agar orang-orang bergabung selama Donnell di rumah sakit. Ketika dia tidak bisa berada di kamar Donnell, dia meminta perawat untuk menghampiri agar Donnell bisa mendengarnya via ponsel.
Sementara Donnell berjuang melawan Covid-19 dan efeknya, Ashley berjuang karena kehilangan dukungan dari suaminya. Dia melewati fase di mana dia mematikan emosinya untuk melewati semua itu karena dia merasa "takut".
"Kami kehilangan banyak anggota keluarga, banyak teman," kata Ashley.
"Nenek saya meninggal dan dia (Donnell) adalah pendukung terbesar saya selama ini. Ketika saya tidak memilikinya, saya kehilangan emosi saya untuk sementara waktu," tambah Ashley.
Donnell telah menggunakan ventilator sejak musim gugur 2020. Dia menghabiskan waktu di sembilan rumah sakit berbeda dan fasilitas perawatan akut jangka panjang di dua negara bagian, Arizona dan New Mexico.
Ketika Donnell dipindahkan ke Arizona pada Januari 2021, Ashley mengemudi selama 8 jam menghabiskan waktu satu minggu bersamanya. Kemudian, ibu Donnell akan datang untuk 1 minggu kemudian.
"Keluarga kami terus seperti itu selama berbulan-bulan," ujar Ashley.
Menurut keterangan keluarga, tagihan rumah sakit Donnell sendiri mencapai lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat atau Rp14,3 miliar dengan kurs (Rp14.327 per dolar AS).
Donnell adalah satu dari 4,5 juta orang Amerika yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 sejak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mulai melacak pasien rawat inap pada Agustus 2020 lalu.
Kisahnya tidak biasa. Menurut CDC, rata-rata orang lama tinggal di rumah sakit untuk orang dewasa adalah 5,5 hari selama Omicron, dibandingkan dengan 8 hari musim dingin lalu dan 7,6 hari selama Delta.
Menilik balik dari riwayat kesehatan Donnell sebelum terpapar Covid-19. Menurut keterangan istrinya Ashley, saat Donnell berusia 15 tahun, ia pernah mengalami gagal ginjal setelah didiagnosis menderita glomerulonefritis, penyakit yang meradang dan melukai bagian ginjal yang menyaring darah.
"Donnell menjalani cuci darah selama 15 tahun sebelum menerima hadiah transplantasi ginjal pada tahun 2015," kata istrinya.
Meskipun punya kondisi kesehatan jangka panjang, Donnell selalu bekerja untuk tetap sehat. Dia sering berolahraga di gym dan memimpin permainan sepak bola, basket, dan voli remaja. Dia juga melatih basket di waktu luangnya.
Baca ke halaman selanjutnya --->>>
Keluarga menyambut meriah kepulangannya
Keluarga di rumah menyambut kepulangan Donnell dengan balon, poster, bunga, dan banyak lagi.
"Dia tentu mendapat sambutan hangat di rumah. Dia benar-benar dicintai dan dirindukan serta didukung selama ini. Kami sangat diberkati karena mendapat begitu banyak dukungan dari komunitas." imbuhnya.
Keriuhan itu menyentuh keluarga, tetapi bagi Donnell, bagian terbaiknya adalah bertemu dan menggendong cucunya yang sekarang berusia satu tahun, katanya.
Keluarga, teman, dan orang lain berkumpul di luar fasilitas perawatan jangka panjang ketika Donnell Hunter dibebaskan.
"(Cucu saya) adalah yang pertama saya lihat, dan dia bertingkah seolah dia sudah mengenal saya sepanjang hidupnya," kata Donnell.
"Dia meraih saya, memberi saya ciuman. Itu sangat mengagumkan." imbuh Donnell.
Kehidupan baru di rumah
Setelah beberapa hari di rumah bersama, keluarga menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru. Ashley pun berperan sebagai pengasuh dengan semua hal lain yang dia lakukan.
"Dan sekarang kita di sini seperti, oh wow, saya perawatnya, saya terapis pernapasan dan istrinya. Saya ibu anak-anak. Saya punya banyak hal yang terjadi," katanya.
Sebelum pandemi, Ashley bekerja di sebuah bisnis lokal, tetapi toko itu tutup pada Mei 2020 karena Covid-19. Donnell jatuh sakit beberapa bulan kemudian.
Sekarang, dengan biaya pengobatan Donnell yang menumpuk, seorang keluarga teman membuat kampanye GoFundMe untuk membantu keluarganya. Ashley juga mempelajari apa yang menjadi perawatan Donnell, mengatur semuanya, menyiapkan barang-barang darurat, dan banyak hal lainnya.
Terlepas dari tanggung jawab dan tantangan baru itu, Ashley berkata, mereka "diberkati".
Kini Donnell memiliki ventilator di rumah, yang dia gunakan saat dia tidur. Dia menggunakan konsentrator oksigen untuk mendapatkan oksigen tambahan di siang hari.
Dia kehilangan beberapa fungsi di tangan dominannya, tangan kanan. Tapi Donnell berharap dia bisa kembali normal kembali suatu hari nanti. Kini, dia belum bisa jalan sepenuhnya dan membutuhkan alat bantu jalan.
"Saya di rumah, tetapi keadaan masih belum sama, jadi saya masih memiliki pemulihan yang lama di rumah,"
Donnell bercita-cita untuk menjadi cukup sehat untuk kembali bekerja , tetapi dia tahu itu akan memakan waktu lama.
"Saya pikir orang mungkin meragukannya, tetapi saya 100% tidak meragukan bahwa dia akan kembali seperti sebelumnya," kata Ashley.
Donnell tahu dia pria yang beruntung karena dukungan keluarganya. Dia bilang dia melihat banyak pasien yang sendirian. Tapi untungnya, dia tidak pernah merasa seperti itu.
"Saya ingin berterima kasih kepada Tuhan pertama-tama, tetapi istri dan ibu saya telah ada untuk saya selama ini," imbuh Donnell.
"Dukungan yang saya miliki luar biasa."
Donnell pun memberikan sedikit saran bagi para pasien covid-19 yang tengah menjalani perawatan.
"Percaya saja," ucap Donnell.
"Fokus pada iman, bukan ketakutan." tutupnya.