Jakarta, CNN Indonesia --
Prosesi akad nikah tinggal menghitung hari. Rasa cemas dan deg-degan semakin tak bisa dibendung.
Hari-hari jelang pernikahan memang kerap menimbulkan rasa cemas. Berbagai pikiran menumpuk di kepala, mulai dari kekhawatiran akan berjalannya resepsi hingga deg-degan menanti status baru.
Namun, stres jelang pernikahan hanya akan memberikan dampak buruk bagi Anda. Akan lebih baik jika Anda menghabiskan hari-hari terakhir masa lajang dengan bahagia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tips terhindar dari stres jelang pernikahan, mengutip berbagai sumber.
1. Dedikasikan 'wedding-free day'
Waktu-waktu jelang pernikahan memang sangat menyita perhatian dan energi. Hari-hari rasanya diisi dengan persiapan pernikahan mulai dari meeting, mematangkan rundown acara, atau bersua dengan keluarga yang hadir dari luar kota. Di tengah kesibukan ini, sebaiknya sediakan waktu barang sehari saja untuk 'libur'.
"Saya selalu merekomendasikan bahwa pasangan harus memiliki setidaknya satu hari 'bebas pernikahan' setiap dua minggu," kata Karishma Manwani, perencana pernikahan, mengutip dari Insider.
2. Sadari dan akui kecemasan
 Ilustrasi. Kecemasan jelang pernikahan adalah hal yang wajar. (Istockphoto/valentinrussanov) |
Psikoterapis Emily Roberts menyarankan hal pertama yang perlu Anda coba adalah berhenti untuk mencoba menghilangkan cemas. Alih-alih menghilangkannya, coba untuk menyadari rasa cemas tersebut dan perlahan kenali penyebabnya.
"Mengenai apa yang menyebabkan perasaan cemas itu muncul dapat membantu Anda untuk mengatasinya," ujar Roberts.
3. Cari teman untuk bercerita
Selain terapis dan wedding planner, Anda tetap memerlukan kehadiran teman yang bisa diajak bercerita. Bercerita dan berkeluh kesah membantu mengangkat sebagian beban pikiran sehingga lebih tenang dalam mengambil keputusan.
Simak tips menghindari stres jelang pernikahan lainnya di halaman berikutnya..
4. Percayakan pada orang sekitar
Ingat, Anda sudah mengusahakan yang terbaik. Sadari juga bahwa bukan hanya Anda yang bertanggung jawab terhadap pesta pernikahan. Delegasikan tugas-tugas tertentu pada keluarga, teman, vendor, atau wedding organizer lainnya.
"Anda sudah memberikan mereka tanggung jawab karena Anda percaya. Latih kepercayaan ini dan jangan khawatir tentang apa yang sudah bukan jadi tanggung jawab Anda," jelas psikolog Frank Bevacqua, mengutip dari laman Martha Stewart.
5. Terima kekurangan
Bevacqua menekankan untuk tetap realistis. Wajar jika sebuah acara memiliki kekurangan.
Dia berkata bahwa terkadang, kenangan terbaik datang dari hal-hal yang berjalan di luar rencana.
6. Fokus pada kehidupan pernikahan, bukan acara pernikahan
Acara pernikahan yang hanya berlangsung 1-2 hari tentu jauh berbeda dengan kehidupan pernikahan yang akan berlangsung selamanya.
Akan banyak masalah baru saat Anda memasuki kehidupan pernikahan. Masalah tak hanya sebatas finansial.
"Salah satu kesalahan besar yang kita buat adalah mengasumsikan bahwa tensi akan menurun setelah hari pernikahan," ujar O'Reilly.
Padahal, tensi tak akan selalu menurun setelah hari pernikahan. Justru berbagai permasalahan baru akan mengintai.
7. Pelukan
Rasa cemas dan kewalahan mudah memercikkan pertengkaran dengan pasangan maupun dengan pihak-pihak lain. Anda perlu lebih kalem dengan merasakan bentuk-bentuk kasih sayang dari orang sekitar, terutama pasangan.
"Pelukan dan bentuk kasih sayang fisik lainnya penting dalam sebagian besar hubungan," ujar O'Reilly. Pasalnya, pelukan menjadi ekspresi cinta, komitmen, dan keinginan.