Abdul Muthalib, Unta yang Dicuri, dan Upaya Abrahah Merobohkan Ka'bah
Alkisah, seorang pria dengan gagah berani mengecoh pemimpin Yaman, Abrahah, yang ingin menghancurkan Ka'bah. Alih-alih meminta Abrahah untuk mengurungkan niatnya, pria itu justru meminta 200 ekor unta miliknya dikembalikan.
Ia adalah Abdul Muthalib atau Syaibah bin Hasyim, kakek dari Nabi Muhammad SAW.
Abdul Muthalib lahir di Yathrib pada tahun 497 dengan nama Syaibah bin Hasyim. Nama Abdul Muthalib sendiri didapat saat ia dibesarkan oleh sang paman, Muthalib bin Abdul Manaf, selepas kepergian kedua orang tuanya.
Kala itu, Muthalib dan Syaibah kerap bepergian bersama. Banyak masyarakat yang mengira bahwa Syaibah merupakan budak Muthalib. Dari sanalah, nama Abdul Muthalib muncul dan melekat pada diri Syaibah.
Sebagai salah satu pemimpin suku Quraisy, Abdul Muthalib dikenal sebagai sosok yang keras, namun lembut hatinya. Ia juga dikenal begitu gagah berani.
Dengan nyalinya yang tinggi itu pula, Abdul Muthalib berani menghadapi Abrahah, yang dikenal menakutkan dan memiliki pasukan perang yang hebat. Suku Quraisy yang dipimpinnya bukan lawan seimbang untuk mereka.
Dikisahkan, Abrahah sang pemimpin Yaman, berencana untuk merobohkan Ka'bah. Rencana itu muncul karena keinginannya untuk mengubah arah kiblat, dari Ka'bah di Mekah menjadi Yaman.
Kala tiba di wilayah Quraisy untuk melancarkan niatnya, jajaran pasukan Abrahah mencuri harta para penduduk. Sebanyak 200 ekor unta milik Abdul Muthalib pun turut dirampas.
Tak terima dengan perampasan tersebut, Abdul Muthalib memberanikan diri untuk menemui Abrahah.
Kala itu, Abrahah berpikir bahwa Abdul Muthalib datang untuk mencoba menggagalkan niatnya menghancurkan Ka'bah. Tapi, dugaan Abrahah salah.
Alih-alih meminta Abrahah untuk menghentikan niatnya, Abdul Muthalib justru datang untuk meminta Abrahah mengembalikan 200 ekor unta miliknya yang dirampas.
Simak kisah kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib di halaman berikutnya..