Setiap sore saban Ramadan, anak-anak bermain, mencari jajanan tajil favorit hingga akhirnya suara beduk Magrib pun terdengar. Suasana itu lekat dengan istilah ngabuburit, atau menghabiskan sore menunggu waktu berbuka puasa.
Ketua Lembaga Budaya Sunda, Universitas Pasundan Bandung, Hawe Setiawan mengatakan bahwa ngabuburit telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya urang Sunda, ngabuburit juga dilakukan oleh masyarakat dari berbagai suku.
Kata 'ngabuburit' sendiri berasal dari bahasa Sunda 'burit' yang berarti sore. Ngabuburit bisa diartikan dengan menghabiskan waktu sore. Istilah ini juga telah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Burit artinya sore, ngabuburit menghabiskan waktu sore. Menunggu Magrib dan memang cocok dengan suasana Ramadan, makanya ngabuburit identik dengan Ramadan," kata Hawe saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (12/4).
Istilah ngabuburit tak hanya digunakan oleh masyarakat Sunda, tapi juga oleh suku lainnya. Salah satu pasalnya, menurut Hawe, adalah karena 'ngabuburit' cukup mudah diucapkan.
Selain itu, kata ngabuburit juga menarik, karena merupakan keterangan waktu yang berubah menjadi kata kerja.
"Pelafalannya tidak sulit, tidak seperti ucapan lain, ngabuburit simpel dan mudah, saya kira penutur non-Sunda pun bisa mengucapkannya," katanya.
Meski tidak bisa merinci kapan istilah ngabuburit mulai digunakan masyarakat sebagai salah satu tradisi Ramadan, namun Hawe meyakini kegiatan ini telah dilakukan sejak lama.
Bahkan, seingat Hawe, kegiatan ini sudah ada sejak dirinya masih kecil. Kala itu, kegiatan ngabuburit biasanya dihabiskan dengan bermain di lapangan atau alun-alun kota yang terbuka untuk umum.
"Ada banyak permainan yang dilakukan anak-anak, termasuk saya dulu. Main kelereng, petak umpet, dan ragam permainan tradisional lain," kata Hawe.
Biasanya saat Ramadan menjelang Magrib, orang dewasa dan anak-anak akan berkumpul di area terbuka yang bisa diakses gratis oleh masyarakat seperti alun-alun atau lapangan biasa.
Selain menjadi ajang anak-anak bermain dengan teman sebaya, ngabuburit juga jadi momen bagi orang dewasa menghabiskan waktu mencari jajanan untuk tajil. Selain itu, momen ini juga kerap jadi ajang silaturahmi.
"Tradisi ini jadi penanda yang bagus sekali, bagaimana Islam sangat mementingkan hidup berdampingan dengan masyarakat, hidup rukun, dan silaturahmi," kata dia.
Simak selengkapnya tentang ngabuburit di halaman berikutnya..