Hepatitis akut pada anak yang tengah melanda dunia, termasuk Indonesia saat ini membuat orangtua khawatir pada kesehatan anaknya.
Terlebih kasus ini sudah menyebabkan beberapa kematian di seluruh dunia. Kementerian Kesehatan RI menyebut Indonesia tengah dalam kondisi berpacu dengan waktu. Pasalnya, hepatitis yang merebak berpotensi memicu perburukan gejala dalam hitungan hari.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa gejala-gejala yang muncul pada kasus hepatitis mungkin mereda dalam waktu singkat. Namun pada kondisi tertentu, anak yang terkena hepatitis berisiko mengalami perburukan gejala dalam waktu hitungan hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kemudian pada kondisi-kondisi tertentu bisa gejala menjadi semakin berat dalam hitungan dua hingga lima hari kemudian anak bisa tidak sadar, kejang-kejang. Bahkan untuk salah satu pengobatannya membutuhkan transplantasi hati," ucap Nadia.
Lebih lanjut ia mengingatkan, anak yang mengalami gejala berupa mual, muntah, dan diare sebaiknya segera diperiksakan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat. Mengingat, ketiga gejala tersebut merupakan sejumlah gejala awal hepatitis.
Hingga saat ini, penyebab hepatitis akut belum diketahui dengan pasti. Namun, sejumlah ahli menduga kasus ini disebabkan oleh Adenovirus.
Apa pun penyebabnya, hepatitis akut perlu ditangani. Pasalnya, dalam kondisi yang parah, pasien berisiko tidak tertolong. Beberapa pasien yang diduga terkait hepatitis akut bahkan dilaporkan meninggal dunia.
Berikut alur periksa hepatitis akut diambil dari Instagram PB IDI.
1. Segera periksa jika mengalami satu atau lebih gejala
PB IDI merekomendasikan anak, khususnya berusia kurang dari 16 tahun, yang mengalami gejala hepatitis akut, untuk segera melakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT.
Beberapa gejala hepatitis akut di antaranya sebagai berikut:
- mata dan kulit menguning;
- sakit perut akut;
- mual dan muntah;
- penurunan kesadaran/kejang;
- lesu.
Sebagai tambahan, beberapa pasien juga melaporkan adanya gejala demam, penurunan nafsu makan, dan nyeri sendi.