
6 Hal tentang Cacar Monyet yang Perlu Diketahui

Belum usai hepatitis akut, kasus cacar monyet mencuri perhatian dunia. Hingga saat ini, tercatat sebanyak lebih dari 100 kasus cacar monyet telah dideteksi di 12 negara.
Setelah sekian lama, kasus cacar monyet ditemukan lagi pertama kali pada awal Mei lalu. Kali itu, cacar monyet terjadi pada pria Inggris yang baru saja melakukan perjalanan dari Nigeria.
Beberapa waktu setelahnya, dua kasus tambahan di London dilaporkan. Seiring berjalannya waktu, sejumlah negara juga turut melaporkan kasus cacar monyet.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui sejauh ini tentang cacar monyet, mengutip laman Scientific American.
Apa saja gejala cacar monyet?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, semua pasien di Inggris terinfeksi jenis virus Monkeypox dari Afrika Barat. Virus ini diklaim memicu gejala yang cenderung ringan dan biasanya bisa sembuh tanpa pengobatan.
Infeksi umumnya akan dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri pada otot, dan kelelahan.
Gejala akan berkembang menjadi ruam pada satu hingga tiga hari kemudian. Ruam kemudian akan berubah menjadi luka dan melepuh.
Bagaimana penularan cacar monyet?
![]() |
Virus Monkeypox disebutkan bisa menular melalui droplet atau cairan yang berasal dari hidung dan mulut.
Selain itu, cacar monyet juga dapat ditularkan melalui cairan tubuh, seperti dari luka yang pecah dan benda-benda yang terkontaminasi.
Namun, sebagian besar ahli meyakini bahwa penularan hanya terjadi saat terjadi kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi.
Secara historis, virus ini juga sebagian besar ditularkan dari hewan ke manusia. Penularan di antara orang umumnya membutuhkan kontak dekat.
"Ini bukan sesuatu yang sangat menular seperti Covid-19, dan bahkan tidak menular seperti cacar," ujar ahli penyakit menular di National School of Tropical Medicine Baylor College, Peter Hotez.
Simak fakta-fakta cacar monyet lainnya di halaman berikutnya..