'Apa Anda benar-benar percaya?'
Pertanyaan di atas mungkin bisa bikin kesal, seolah si penanya tidak menaruh kepercayaannya pada diri Anda.
Namun, Yesus bertanya, "Percayakah kamu sekarang?" bukan karena meragukan murid-murid-Nya. Justru ia begitu mengenal para murid sehingga berinisiatif bertanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yesus tahu bahwa pada akhirnya Dia akan sendirian sebab para murid akan meninggalkan-Nya. Akan tiba waktunya Anak Manusia harus menjalani penderitaan, siksa, dan penghinaan sampai akhirnya meninggal dunia di kayu salib.
Meski mengetahui hal itu, Yesus tak lantas berusaha melarikan diri bersama para murid agar selamat. Justru Ia menggunakan waktu untuk mempersiapkan diri sekaligus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk sebuah perpisahan yang menyelamatkan.
Akan tetapi, Yesus meyakinkan para murid bahwa "Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku".
Sementara itu, dalam bacaan pertama renungan harian Katolik 30 Mei 2022, rasa percaya ini diwujudkan dalam baptis. Lewat pembaptisan, seseorang mendapatkan karunia Roh Kudus sehingga memantapkan langkah untuk mewartakan Sabda Tuhan.
Bagaimana relevansinya dengan masa kini?
Sering kali rasa percaya hanya keluar dari mulut. Hendaknya rasa percaya ini dilengkapi dengan penyerahan diri seutuhnya pada Bapa.
Hati dan pikiran kerap kacau dengan buah-buah pikiran sendiri. Ada rasa sombong sebab merasa diri paling bisa menyelesaikan semua.
Padahal, cukup dengan formula sederhana, yakni percaya, Bapa akan membantu menyelesaikan.
Tak perlu juga Anda merasa sendirian. Ingatlah bahwa Yesus tetap percaya bahwa selalu ada Bapa yang menyertai-Nya, bahkan saat Ia ditinggalkan para murid di momen terberat hidupnya.
(els/asr)