Mengamati dialog Simon Petrus dan Yesus, rasanya ada yang menggelitik hati. Bagai seorang kekasih, Yesus bertanya pada murid-Nya "Simon anak Yohanes, apakah engkau masih mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?".
Petrus memberikan jawaban "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau". Kemudian Yesus merespons dengan "Gembalakanlah domba-domba-Ku!".
Tidak cukup sekali, Yesus menanyakan hal yang sama sebanyak tiga kali. Membayangkan berada di posisi Petrus, mungkin ada semacam rasa gregetan. Sayangnya Yohanes tidak memberikan detail ekspresi Petrus apa dia bersikap tenang, sabar atau terlihat 'gemas' dengan Gurunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, di pertanyaan ketiga, Petrus sepertinya agak gregetan dan ini ditunjukkan dengan jawaban "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau". Ia seolah agak 'ngegas' tetapi menahan rasa gregetan.
Hanya saja, tindakan Yesus ini bukan tanpa alasan. Dia tidak sedang iseng menguji murid-Nya seperti pengalaman Ia diuji oleh pertanyaan-pertanyaan orang Farisi.
Yesus ingin membuat Petrus yakin akan keputusan yang diambilnya. Mengikut Tuhan, turut 'memanggul' salib-Nya jelas bukan hal mudah.
Dalam Kisah Para Rasul, Paulus berhadapan dengan penjara karena keyakinan Paulus bahwa Yesus itu hidup. Para martir juga berhadapan dengan kematian tragis karena membela Tuhan dan berpegang teguh pada keyakinannya.
Secara implisit, Yesus telah memberikan 'clue' perihal kematian Petrus kelak bahwa "engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki".
Sekali lagi, mengikut Tuhan memang berat. Namun yang perlu diingat, Dia tidak pernah meninggalkan umat-Nya berjalan sendiri, tertatih dan terantuk. Oleh karenanya, Anda perlu percaya akan pendampingannya yang luar biasa bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah diduga sebelumnya.
(els/chs)