Jakarta, CNN Indonesia --
Hari ini, Selasa (14/6), diperingati sebagai Hari Donor Darah Sedunia. Bukan rahasia lagi, kegiatan donor darah punya manfaat untuk kesehatan masyarakat.
Pada peringatan kali ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti kegiatan donor darah sebagai bentuk solidaritas di tengah kehidupan bermasyarakat. WHO mengajak masyarakat untuk secara rutin mendonorkan darahnya demi menjaga pasokan darah yang aman.
Ahli patologi klinis, Dewi Lesthiowati dari RSUP Persahabatan mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk melakukan donor darah secara sukarela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Donor darah secara sukarela itu lebih ideal daripada donor darah pengganti," ujar Dewi dalam siaran daring Donorkan Darahmu untuk Selamatkan Hidup Mereka di akun Instagram @radiokesehatan, Senin (14/6).
Donor sukarela adalah pendonor yang secara rutin menyumbangkan darahnya. Berbeda dengan donor pengganti, yang hanya sesekali waktu mendonorkan darahnya.
Persiapan Donor Darah
Donor darah memang bukan perkara mudah. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum mendonorkan darah.
1. Ketahui syaratnya
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum donor darah, berikut diantaranya:
- usia 17-60 tahun;
- berat badan lebih dari 45 kilogram;
- suhu tubuh 36,6-37,5 derajat Celcius;
- Tekanan darah sistolik di angka 100-160, sedangkan diastolik di angka 70-100;
- denyut nadi sekitar 50-100 bpm;
- kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl untuk wanita, minimal 12,5 gr/dl untuk pria.
2. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat
 Ilustrasi. Sebelum mendonorkan darah, pastikan tubuh dalam kondisi sehat. (iStock/Prostock-Studio) |
Pendonor harus memastikan tubuhnya dalam kondisi sehat. Tak ada penyakit penyerta atau infeksi apapun yang sedang dialami.
3. Tidur yang cukup
Dewi menyarankan pendonor untuk mendapatkan tidur yang cukup sebelum proses pengambilan darah.
"Pastikan tidur yang cukup agar rileks," ujar Dewi.
4. Tidak melakukan aktivitas fisik berat
Selain itu, Dewi juga menyarankan pendonor untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat sebelum proses pengambilan darah.
Aktivitas fisik yang berat akan berpengaruh pada proses pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan lainnya.
Simak persiapan donor darah lainnya di halaman berikutnya..
5. Siapkan mental
Dewi mengatakan, mental yang kuat juga diperlukan saat proses donor darah. "Jangan merasa takut," katanya.
Menurutnya, banyak pendonor baru yang merasa stres saat akan menyumbangkan darahnya. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap proses pengambilan darah.
"Rileks supaya petugasnya juga tenang saat mengambil darah. Kalau kita nervous, petugas juga bisa panik," kata Dewi.
Dewi mengimbau masyarakat yang sehat untuk melakukan donor darah secara rutin. Dua bulan sekali untuk pria, dan tiga bulan sekali untuk wanita.
Tak perlu khawatir akan efek samping donor darah yang mungkin muncul. Dewi mengatakan, umumnya pasca-menyumbangkan darahnya, seseorang akan merasa pusing, mual, dan lemas.
"Tapi itu [efek samping] bisa hilang dengan sendirinya. Setelah donor, jangan langsung bergerak aktif dulu. Pelan-pelan saja, rasa-rasakan dulu," ujar Dewi.
Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan
Selain membantu persediaan darah tetap aman, donor darah juga bermanfaat bagi kesehatan di pendonor. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan.
1. Mengetahui risiko penyakit
 Ilustrasi. Ada beberapa manfaat donor darah yang bisa didapatkan pendonor. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim) |
Sebelum menyumbangkan darahnya, pendonor akan melalui pemeriksaan kesehatan. Selain mengecek tekanan darah, pendonor juga akan menjalani pemeriksaan darah di laboratorium.
Dari pemeriksaan laboratorium, biasanya akan diketahui jika ada infeksi penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, dan sifilis.
"Sebetulnya banyak lagi, tapi di Indonesia baru empat ini yang diprioritaskan. Jadi, otomatis dia [pendonor] akan mengetahui kondisinya," ujar Dewi.
2. Mencegah penumpukan zat besi
Donor darah juga disebut bisa mencegah penumpukan zat beso atau kemokromatosis. Jika tak ditangani dengan tepat, zat besi yang menumpuk bisa memicu kondisi serius seperti gagal jantung.
"Sehingga membuat darah mengalir lebih lancar," kata Dewi.
3. Meningkatkan produksi sel darah
Donor darah secara otomatis akan meningkatkan produksi sel darah.
Dewi mengatakan, produksi darah umumnya dipicu oleh kondisi-kondisi tertentu, salah satunya donor darah.
"Jadi, produksi darah ini harus ada trigger, salah satunya donor. Kemudian darah yang diproduksi juga yang muda-muda, masih sehat," jelas Dewi.