Friends with benefits adalah konsep hubungan dimana kedua orang berteman dan berhubungan secara fisik tanpa melibatkan perasaan romantis dan komitmen jangka panjang.
Orang yang menjalani FWB biasanya menikmati momen saat keduanya menghabiskan waktu bersama, tapi tidak tertarik secara romantis. Mengutip Mind Body Green, FWB juga biasanya bersifat non-monogami, artinya individu juga bisa terlibat kencan dengan orang lain.
Meski mayoritas, tak semua FWB berujung pada hubungan seksual. Beberapa orang memanfaatkan FWB hanya karena ingin berpelukan, bercumbu, bermain bersama, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep hubungan yang sama juga pernah dialami Widi. Beberapa tahun lalu, ia pernah terlibat dalam hubungan FWB.
Alasannya personal, Widi pernah mengalami sesuatu yang membuatnya enggan berkomitmen dengan siapa pun.
Selama satu tahun, Widi menjalani hubungan FWB dengan beberapa orang yang memang telah dikenalnya. "Pokoknya, prinsipnya saya enggak bisa ya [FWB] kalau enggak sama teman," kata Widi pada CNNIndonesia.com, Selasa (14/6).
Widi berkomitmen untuk tidak melibatkan perasaan saat menjalani hubungan kasual itu. Jika sudah ada sinyal 'baper' dari pasangan, Widi memilih untuk pergi menjauh.
"Dari awal udah make it clear, ini no baper. Jangan pakai perasaan," ujar Widi.
Tak dimungkiri, 'aturan' untuk bisa fwb-an memang no baper-baper.
Tak ada rasa cemburu. Baik Widi atau si pria bebas untuk melakukan apa pun, termasuk kencan dengan kekasihnya yang lain.
Sama seperti Sera, semuanya mengalir begitu saja. Berawal dari teman curhat atau ngopi, berakhir pada relasi yang intim hingga menyoal urusan ranjang.
"Dan harus konsensual. Kalau sama-sama mau, baru bisa. Enggak boleh ada pemaksaan," kata Widi.
Pilihan untuk menjalani FWB, bagi Widi, kembali pada masing-masing individu. Setiap orang, menurutnya, tahu mengenai apa yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri.
"Kalau saran saya, jalani hubungan yang benar-benar aja lah. FWB enggak ada artinya," pungkas Widi.
(tst/asr)