Paus Fransiskus membatalkan perjalanannya pada 2-7 Juli 2022 ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan.
Pembatalan berkaitan dengan kondisi kesehatan Paus terutama osteoarthritis hingga membuatnya duduk di kursi roda.
Seperti dilansir dari Crux Now, Vatikan merilis informasi bahwa Paus mengalami osteoarthritis di lutut kanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bahasa awam, osteoarthritis kerap disebut sebagai pengapuran sendi. Penyakit ini dianggap sebagai penyakit orang tua atau berkaitan dengan pertambahan usia (penyakit degeneratif). Namun ternyata osteoarthritis tak sepenuhnya karena tulang dan sendi sudah aus.
Dikutip dari laman Perhimpunan Reumatologi Indonesia, berikut faktor risiko osteoarthritis.
Pertambahan usia berkontribusi pada osteoarthritis. Mereka yang sudah berusia lanjut terutama 70 tahun ke atas banyak mengalami gejala penyakit ini dengan tingkat nyeri berbeda.
Orang rentan mengalami osteoarthritis saat memiliki keluarga dengan riwayat penyakit serupa.
Memiliki berat badan berlebih berarti memiliki risiko terkena osteoarthritis. Sendi cepat aus karena harus menopang bobot tubuh berlebih.
Osteoarthritis rentan pada mereka yang banyak jongkok atau berlutut lebih dari satu jam karena tuntutan pekerjaan, mengangkat barang, naik turun tangga dan berjalan jauh.
Ada beberapa jenis olahraga yang rentan menimbulkan trauma pada sendi misalnya sepak bola, basket, dan voli. Trauma bisa mengarah pada osteoarthritis.
Gejala umum yang dialami penderita osteoarthritis adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang menyangga bobot tubuh seperti sendi lutut dan pinggang.
Selain itu, kadang timbul rasa kaku pada sendi di pagi hari. Biasanya sendi terasa kaku selama sekitar 30 menit. Saat digerakkan, Anda akan mendengar bunyi 'krek'.
Saat kondisi semakin berat, rasa nyeri kerap tidak hilang meski saat istirahat dan gerakan sendi terbatas. Pada kasus Paus Fransiskus, ia harus dibantu kursi roda untuk mobilitas sehari-hari.
Untuk mengatasi kondisi ini, pasien harus dirujuk terapi medis. Beberapa obat dapat membantu memperlambat kerusakan sendi dan mengurangi nyeri. Jika semua sudah dicoba dan tetap nyeri, pasien akan menjalani pilihan terakhir yakni operasi.
1. Kompres, kompres dingin jika sendi bengkak dan kaku, lalu dilanjutkan kompres hangat.
2. Menjaga berat badan ideal, saat berat badan ideal maka sendi tidak akan terbebani bobot tubuh dan mengurangi nyeri.
3. Diet seimbang, sayuran hijau tidak mengakibatkan nyeri, pun tidak ada makanan tertentu yang mengakibatkan nyeri sendi. Diet seimbang diperlukan untuk menjaga berat badan.
4. Perubahan gaya hidup, hindari aktivitas yang memicu trauma pada sendi. Berikan tubuh istirahat saat timbul nyeri dan ubah gestur atau posisi tubuh misal, gunakan bangku kecil daripada jongkok dalam waktu lama.
5. Olahraga, olahraga berguna untuk melatih otot terutama pilih olahraga yang melatih otot paha.
(els/chs)