Di Finlandia, penggunaan ganja pribadi untuk keperluan rekreasi memang ilegal, bahkan bisa dikenakan denda. Tapi, penggunaan ganja untuk medis diizinkan di bawah lisensi khusus.
Pasien hanya diperbolehkan membeli ganja herbal merek Sativex, Bedrocan, Bediol, atau Bedica di salah satu dari 27 apotek berlisensi di negara tersebut.
Pada 2016 Makedonia melegalkan penggunaan ganja medis dengan aturan yang sangat ketat. Hanya ganja dalam bentuk minyak yang legal untuk tujuan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, untuk mendapatkannya pun seseorang harus mendapatkan resep dari dokter spesialis neurologi, onkologi, radioterapi, dan penyakit menular.
Di Selandia Baru, ganja medis tersedia dengan resep dari dokter berlisensi. Satu-satunya produk mariyuana medis yang boleh diresepkan untuk pasien adalah Sativex, yang merupakan semprotan nabati farmasi yang mengandung rasio 1:1 cannabidiol (CBD) dan delta 9-tetrahydrocannabinol (THC).
Thailand merupakan negara paling anyar yang ikut melegalkan ganja medis.
Di Thailand, pasien akan diizinkan menerima resep dari dokter berlisensi dengan regulasi yang ketat. Termasuk diantanya dosis penggunaan.
Pada November 2018, Inggris telah melegalkan ganja hanya untuk tujuan medis. Namun, hanya pasien-pasien tertentu yang dapat direkomendasikan untuk menggunakan pengobatan dengan ganja. Misalnya saja kondisi epilepsi parah atau multiple sclerosis.
Sejak akhir April 2018, ganja medis legal di Zimbabwe. Undang-undang baru juga memungkinkan petani untuk mengajukan izin budidaya ganja untuk menanam ganja dengan tujuan penelitian medis dan ilmiah tertentu.
(tst/asr)