Jika Windi dan Febri yang notabene orang Jakarta senang main ke Sudirman untuk mencari pacar, Irgi (15) asal Citayam justru memiliki pandangan yang berbeda. Sudirman baginya panggung, tempat berekspresi tanpa takut dipandang berbeda.
Irgi mengaku, di Citayam tidak ada tempat yang membuatnya bebas main skateboard, memakai kaos oblong dan celana longgar atau mengecat rambutnya dengan warna terang.
"Ya kalau di kampung pakai baju gini diketawain orang, disangka gila. Suruh ngaji yang ada," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula Irgi datang ke Sudirman hanya sesekali, lama-lama dia malah jadi jarang pulang ke Citayam. Kadang menginap sampai lima hari di kontrakan teman atau di stasiun BNI yang dia sebut bisa diakses lewat jalan tikus jika malam.
"Ada deh jalan gitu bisa masuk lewat situ ke stasiun, numpang tidur di sana, amanlah kita," katanya.
Bukan cuma itu, Sudirman yang kini berubah jadi Citayam Fashion Week juga mendatangkan cuan yang cukup lumayan. Irgi kerap 'nebeng' joget pargoy di akun YouTube atau TikTok temannya, terutama yang sudah punya pengikut banyak.
Biasanya dia kecipratan jatah. Rp100-200 ribu bisa didapat jika ikut nampang atau membantu endorse temannya yang sudah lebih dulu tenar.
"Kaya Bonge, Kurma sama Jeje itu kan sudah ada endorse, ya kita bantu-bantulah dikit, atau ikut pargoy sama anak-anak lain. Lumayan duitnya bisa buat makan," katanya.
"Ya kalau di Citayam bisa begini, kita di sana aja sih. Tapi kan gak ada, makanya kita Sudirman saja. Kita gak bikin kotor kok, kita juga kan keren," selorohnya menutup pembicaraan sore itu.