Citayam Fashion Week dan Remaja Tanggung yang Sibuk Jadi 'Anak Kota'
Citayam Fashion Week, fenomena baru yang terjadi di Sudirman, tepatnya di Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, tengah jadi sorotan. Remaja-remaja dari luar Jakarta dengan fashion style yang cukup eksentrik ini mengundang beragam komentar.
Beberapa menganggapnya biasa saja, bahkan cenderung tidak peduli. Beberapa melihatnya lucu dan menarik. Tapi banyak juga yang menyebutnya bikin kawasan 'elite' jadi terlihat kumuh, kotor, dan alay.
"Enggak suka saja, alay. Dulu, kan, yang lewat [Sudirman] keren-keren bajunya, penampilannya. Sekarang jadi males lihatnya. Kumuh, alay, jorok," kata Wulan (27), seorang pekerja kantoran di daerah Sudirman menyampaikan kekesalannya.
Tentu saja, pendapat Wulan yang menyebut Sudirman jadi kumuh setelah anak Citayam, Bojong Gede, hingga Cibinong berdatangan itu tidak bisa disalahkan. Namanya juga pendapat dan pandangan, memangnya apa yang harus disalahkan?
Sama halnya pendapat Wulan, anak-anak remaja tanggung yang bermain di kawasan Sudirman itu juga tidak bisa disalahkan. Mereka punya alasan, hasrat, hak, bahkan harapan sampai betah nongkrong berlama-lama di Sudirman dengan gaya yang cukup menarik perhatian.
Pencarian Jati Diri
Febri (16) mengaku putus sekolah. Saat ini dia tinggal bersama abangnya di daerah Karet. Saban hari Febri main di Sudirman dengan outfit yang menurutnya paling keren sejagad.
Soal pakaian, Febri ingin terlihat mencolok. Dia mengenakan pakaian serba hitam andalannya. Dalaman crop top menampilkan perutnya yang rata, dipadukan dengan cardigan hitam ketat dan celana kedodoran.
Rambut cokelat kehitamannya digerai serampangan. Dengan penuh percaya diri, Febri berjalan berkeliling di Sudirman. Sesekali dia terlihat main mata dengan cowok-cowok yang berkumpul, menggoda satu sama lain.
"Ya, namanya usaha, nyari jodoh iya, nyari cuan iya. Biar kelihatan keren aja kita mah," kata Febri sore itu saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
Febri adalah satu dari puluhan atau mungkin ratusan anak yang putus sekolah dan memilih mejeng di Sudirman. Febri seperti anak lainnya, ingin terlihat keren seperti artis-artis konten yang saban hari wara-wiri di Tiktok, Facebook hingga Instagram.
"Kan, yah kak, kaya Jennie Blackpink gitu keren dah, atau Fuji kan bagus kalau pakai baju. Ya kita mah niru aja, lagian banyak di sini juga yang begitu," kata Febri.
Anak-anak seusia Febri memang sedang ranum, penuh rasa ingin tahu dan penasaran. Pengamat sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebutnya wajar. Tentu ini bisa terjadi lantaran mereka sedang mencari entitas diri dalam kehidupannya.
"Kebebasan, pencarian jati diri, pemberontakan, dan mereka juga adalah korban dari krisisnya institusi sosial seperti keluarga dan masyarakat," kata Devie saat dihubungi melalui telepon.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..