Waspada Preeklamsia-Eklamsia pada Ibu Hamil, Kapan Harus ke Dokter?

CNN Indonesia
Rabu, 20 Jul 2022 18:30 WIB
Ilustrasi. Jika tak ditangani dengan baik, kondisi preeklamsia dan eklamsia bisa menyebabkan kematian. (Istockphoto/ Pekic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Preeklamsia dan eklamsia adalah dua kondisi medis yang kerap terjadi pada ibu hamil. Ibu harus waspada akan bahaya preeklamsia dan eklamsia.

Preeklamsia sendiri merupakan komplikasi pada ibu hamil yang bisa menyebabkan eklamsia. Eklamsia biasanya ditandai dengan kejang yang bisa mengancam nyawa.

Hingga saat ini, preeklamsia dan eklamsia masuk dalam tiga penyebab kematian tertinggi pada ibu hamil di Indonesia.

Preeklamsia

Preeklamsia terjadi saat tekanan darah ibu hamil meningkat hingga mencapai 140/90 mmHg. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 pekan.

Ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya perlu berhati-hati. Bisa jadi kondisi yang sama akan terjadi pada kehamilan kedua.

Jenis Preeklamsia

Berdasarkan penyebabnya, preeklamsia dibagi ke dalam dua jenis. Berikut diantaranya.

1. Early onset preeclampsia

Preeklamsia ini terjadi pada usia kehamilan 20-30 minggu. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan sel-sel imun di rahim ibu yang tidak berfungsi dengan baik. Kelainan ini membuat rahim tidak bisa menerima embrio seutuhnya, seolah-olah hanya parsial atau separuh.

Akibatnya, embrio kesulitan mencapai pembuluh darah ibu hingga oksigen dan nutrisi dari ibu tak dapat ditransfer ke janin dengan baik.

Kondisi ini akan menimbulkan:
- gangguan aliran darah
- reaksi peradangan meningkat
- transfer oksigen dan nutrisi terganggu
- hipertensi
- gangguan ginjal dan liver

Untuk mencegah komplikasi ini, ibu hamil perlu mengontrol tekanan darah.

2. Late onset preeclampsia

Ilustrasi. Ibu hamil perlu mewaspadai bahaya preeklamsia dan eklamsia. (iStock/RuslanDashinsky)

Preeklamsia jenis ini dapat terjadi pada usia kehamilan 38-38 minggu. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

- pengaruh lingkungan
- mengalami obesitas
- pengaruh pola makan
- diabetes melitus
- sindrom metabolik

Komplikasi Preeklamsia

Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil dengan preeklamsia. Berikut diantaranya:

- eklamsia
- sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet)
- gagal ginjal
- gangguan pembekuan darah

Selain itu, pertumbuhan janin juga dapat terhambat. Preeklamsia juga bisa memicu kelahiran prematur.

Eklamsia

Eklamsia merupakan kejang yang dialami ibu hamil. Eklamsia merupakan komplikasi lanjutan dari kondisi preeklamsia.

Ada beberapa tanda eklamsia yang terjadi jelang persalinan:
- tekanan darah tinggi
- tungkai dan kaki bengkak
- kejang
- gangguan penglihatan karena masalah di otak

Untuk tahap pertama, ibu biasanya akan diberikan obat anti-kejang dan obat penurun tekanan darah untuk mengontrol hipertensi.

Pada dasarnya, pengobatan eklamsia dilakukan untuk mencegah kejang berulang yang bisa menyebabkan pendarahan di otak hingga bayi meninggal dunia dalam kandungan.

Faktor Risiko Preeklamsia dan Eklamsia

Ilustrasi. Ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu preeklamsia dan eklamsia pada ibu hamil. (iStock/GlobalStock)

Preeklamsia dan eklamsia dapat terjadi karena beberapa faktor risiko. Berikut diantaranya:

- usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun
- hamil bayi kembar
- riwayat diabetes gestasional
- riwayat preeklamsia dan eklamsia di kehamilan sebelumnya
- kekurangan vitamin D dan kalsium

Kapan Harus ke Dokter?

Untuk mencegah komplikasi, ibu hamil perlu memeriksakan kandungannya secara rutin. Berikut jadwal kunjungan ke dokter selama kehamilan:

- 1 bulan sekali pada usia kehamilan sampai minggu ke-28
- 2 minggu sekali pada usia kehamilan minggu ke-28 sampai ke-36
- 1 minggu sekali pada usia kehamilan minggu ke-36 sampai ke-40

KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELENGKAPNYA.

(asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK