Bibit Bebet Bobot Tak Lagi Laku Sebagai Kriteria Pasangan Ideal

CNN Indonesia
Kamis, 11 Agu 2022 09:30 WIB
Ilustrasi. Banyak generasi muda di zaman kiwari lebih mendambakan kriteria pasangan yang lebih dari sekadar bibit, bebet, dan bobot. (iStock/Hiraman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bibit, bebet, dan bobot tampaknya kini tak lagi berlaku. Banyak generasi muda di zaman kiwari lebih mendambakan kriteria pasangan yang lebih dari sekadar bibit, bebet, dan bobot.

Studi yang dilakukan Closeup menemukan, kriteria generasi muda dalam memilih pasangan kini mengalami pergeseran. Mereka lebih mendambakan chemistry secara interpersonal, pemikiran yang luas, dan visi yang sejalan.

Hasil studi memperlihatkan, 5 dari 10 generasi muda menginginkan makna yang lebih baru dari bibit, bebet, dan bobot (3B). Hanya 2 dari 10 generasi muda yang masih setuju pada konsep 3B.

Psikolog klinis dan peneliti relasi interpersonal, Pingkan Rumondor menanggapi bahwa saat filosofi 3B diterapkan, cinta tak termasuk dalam kriteria yang dianggap penting. Kehidupan seseorang pada akhirnya bergantung pada status yang dibawa sejak lahir.

Namun, kini hal tersebut berevolusi seiring perubahan zaman.

"Kaum muda kini punya kesempatan untuk menyampaikan perspektif tentang pasangan pilihan, sehingga diperlukan penyelerasan pandangan antara pasangan, keluarga dan masyarakat," ujar Pingkan dalam temu media, Selasa (9/8).

Bagaimana pun, menurut Pingkan, pandangan masyarakat tetap penting karena turut membentuk pendapat pasangan dan keluar mengenai cara memilih pasangan hidup.

Studi dilakukan terhadap lebih dari 160 responden dari berbagai wilayah di Indonesia. Responden adalah orang-orang yang tengah menjalani hubungan yang tidak konvensional.

Pada akhirnya, konsep mengenai 3 B pun kian berubah. Dari yang semula mempersoalkan ras, kondisi ekonomi, dan usia, kini maknanya lebih dari itu.

Bibit diartikan sebagai keyakinan bahwa pasangan memiliki lingkungan atau support system yang mendorongnya untuk bertubuh. Tak lagi menyoal asal-usul seseorang.

Bebet tak lagi bicara soal latar belakang ekonomi keluarga, melainkan kemampuan seseorang untuk memaksimalkan potensi diri.

Sementara bobot tak lagi menyoal kecukupan latar belakang pendidikan, tapi juga harus dipertajam dengan visi serta tujuan yang sama dengan pasangan.

"Melalui kampanye #SpeakUpforLove, Closeup ingin mengangkat makna lebih fresh dari filosofi 3B, yang sesungguhnya dapat bertransformasi menjadi 'Berbeda Bertumbuh Bersama'," ujar Head of Marketing Oral Care Category PT Unilever, Distya Tarworo Endri, dalam kesempatan yang sama.

(del/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK